=Ami POV=
Aku terus berlari semampu kakiku. Beruntung hari sudah sangat larut hingga jalanan kosong. Deru mobil semakin dekat membuat kaki lelahku menjadi semakin lemas.
Peluh sudah memenuhi tubuhku, segera aku mencari tempat untuk berlindung. Aku menemukan sebuah gang yang cukup untukku bersembunyi. Aku dapat beristirahat untuk beberapa detik sebelum kembali mendengar mereka turun dan mengejarku dengan berlari.
Pandanganku kembali terarah pada atap di atasku. Ku perkirakan tingginya sepuluh meter. Aku hanya menelan ludah karena merasa itu sangat tinggi. Namun beberapa jendela kecil dapat kujadikan pijakan walau tepiannya sangat tipis. Aku membenci wilayah ini, kenapa tidak memiliki saluran air bawah tanah seperti pada kota-kota di film yang biasa ku tonton saat masih bocah.