=Author POV=
Raffan menyandarkan tubuhnya pada sofa dengan sangat santai. Dia kembali menenggak minuman merah berakohol yang masih digenggamnya erat.
"Dia tadi mengatakan kalau sebenarnya dia masih hidup. Kakakmu, dia sedang bersembunyi di Barat."
Hening.
Laya mengernyitkan dahi, ingin sekali dia menanyai pria itu namun dia juga masih sangat malas untuk berbicara. Hanya menunggi hingga pria setengah mabuk itu kembali berbicara panjang dan lebar.
"Tawanan kami yang istimewa itu harus disiksa terlebihdulu baru mau mengatakan semuanya. Ah benar-benar merepotkan. Aku sangat menghargai dan menghormatinya, bagaimana bisa aku menghajarnya begitu. Cloud, dia benar-benar mengambil banyak peran dalam hal ini. Haha pria itu sangat kejam memang, bahkan dengan saudaranya sendiri dia tidak segan untuk menghajarnya," ujar Raffan terus berceloteh.