=Author POV=
Ge berjalan perlahan, langkah lelahnya mulai memasuki wilayah Barat. Dia tidak tidur dan hanya berjalan semalaman. Kepalanya terasa sangat berat karena dia menahan kantuk dan lelah bersamaan. Matanya pun sangat merah dengan lingkaran hitam yang mulai menebal di sekitarnya.
Huhh …
Sesekali dia menghela napas panjang untuk melegakan jantungnya. Semburat oranye mentari pagi sudah nampak di ufuk Timur. Dia akan tiba tepat waktu. Setidaknya sebelum tim keamanan melakukan patroli, dia akan tiba di rumahnya, rumah ayahnya.
Matahari semakin tinggi, namun belum ada satupun rumah warga yang menandakan adanya aktivitas pagi ini. Ge mengingat sejenak, apakah tim keamanan memberikan hari libur untuk warga? Namun pikirannya itu segera ditepisnya karena sangat tidak mungkin.
Kicauan burung pagi membuatnya tenang, mengingatkannya pada masa lalu di tempat itu.
Distrik 25.