* Semarang , Kamar Gia Vanessa.
Perkara kripik kentang saja dapat membuat kami bertengkar. Sebetulnya bukan bertengkar hanya saja berdebat akibat kelakuan Ita yang selalu menyulut emosiku dari mulai dirinya masuk tidak mengucap salam maupun pengetuk pintu , makan diatas kasur dan masih banyak lagi. Jadi bukankah suatu hal yang wajar jika seorang sahabat bertengkar ? Saudara kandung saja dapat bertengkar kapan saja apalagi hanya sekedar sahabat sehingga ini menjadi hal wajar di persahabatan kami. Aku dan Ita memang bertengkar setiap saat, namun kami tidak pernah menyimpan dendam antara satu sama lain serta biasanya kami akan langsung berbaikan pada saat itu juga.
***
"Yahh ... abis kamu ngambil terus sih Gia , jadi habis deh !". Sambung Ita karena kripik kentang yang dibawanya sekarang sudah habis.
Aku menyipitkan mata lalu menatap Ita tajam.
" ITU YANG BELI AKU , BORO-BORO BILANG MINTA MAIN AMBIL AJA KAMU , SEKARANG UDAH HABIS ! ". Kataku sedikit menuntut Ita.