*Rumah Sakit Permata
Suasana sedikit canggung bagiku karena dari gendongan Rama ini ak dapat melihat seluruh wajahnya yang sudah lama tak ku pandangi dengan dekat serta dengan posisi yang seperti ini. Pria ini memang tampan, bahkan sangat gagah, rahang yang dia miliki terlihat tegas sehingga menampakkan aura keras pada wajahnya. Pantas saja jika sebutan manusia es disematkan oleh teman-temannya terhadap pria yang tengah menggendongku saat ini.
"Baik , kita sudah sampai mari menuju ruangan ". Ucap perawat tersebut setelah pintu lift terbuka.
Perawat tersebut keluar dari lift sembari menunjukan jalan . Aku dan Rama seperti biasanya berjalan dibelakang perawat dan Rey yang kini berbincang . Aku tak terlalu memperhatikan perbincangan mereka berdua karena kali ini fokusku teralihkan oleh wajah tampan Rama yang berada di hadapanku. "Jangan dilihatin terus nanti bolong wajahku". Kata Rama yang menyadari bahwa diriku tengah menatapnya terus dari awal kami memasuki lift.