Pada tahun 1951, Partai Konservatif kembali berkuasa di Britania di bawah kepemimpinan Winston Churchill. Churchill dan Konservatif percaya bahwa posisi Britania sebagai kekuatan dunia bergantung pada keberlangsungan imperiumnya, dan hal ini ditentukan oleh Terusan Suez yang memungkinkan Britania untuk mempertahankan posisi unggulnya di Timur Tengah, meskipun sudah kehilangan India. Tetapi, Churchill tidak bisa meremehkan Pemerintahan Revolusioner baru bentukan Gamal Abdul Nasser di Mesir yang meraih kekuasaan pada tahun 1952 dan berusaha mengusir Britania dari Mesir. Pada tahun berikutnya, disepakati bahwa pasukan Britania akan menarik diri dari Terusan Suez dan nasib Sudan akan ditentukan pada tahun 1955. Sudan kemudian diberi kemerdekaan pada tanggal 1 Januari 1956.