Chapter 58 - Bosan

"Sudah, jangan menangis sayang. Aku di sini. Kamu aman sekarang." Oscar mendekap istrinya lebih erat. Pria itu mendaratkan kecupan hangat di kepala Lisa. Ia merasa masih merasa bersalah atas perlakuan tidak menyenangkan ibunya kepada Lisa.

Belakangan ini Oscar sering dinas ke luar kota. Ia nyaris tidak ada waktu untuk memperhatikan istrinya selama ia tidak sedang di rumah. Hal itu pula yang membuat pria itu merasa bersalah.

"Maafkan aku Lisa. Ini semua salahku, aku tidak tahu Mama akan datang dan bertemu denganmu. Aku juga minta maaf, aku tidak pernah memberitahu tentang Mama kepadamu sebelumnya." Wajah Oscar terlihat melas dan sedih. Emosinya sangat campur aduk. Ia tidak tahu harus berbuat apa agar hati istrinya kembali cerah seperti biasanya.

Lisa tidak mengharapkan Oscar meminta maaf atas perlakuan buruk ibunya. Lisa paham bahwa apa yang dilakukan oleh ibu mertuanya yang kejam itu tidak ada hubungannya dengan Oscar. Greta adalah Greta dan Oscar adalah Oscar. Seharusnya Oscar tidak menyalahkan dirinya sendiri!

Lisa mengatupkan bibrnya dan menatap suaminya dengan melas. "Tidak apa – apa Oscar, jangan salahkan dirimu. Masalahku dengan ibumu bukan urusanmu."

Oscar membaringkan tubuh Lisa yang lemas itu dan mengajaknya untuk tidur. Malam ini merupakan malam yang buruk bagi Lisa dan Oscar.

***

Keesokan paginya, Oscar kembali bekerja seperti biasanya di Petersson Communication. Hari ini ia akan pulang lebih malam dari biasanya karena akan ada undangan rapat bersama perusahaan Asuransi yang bekerjasama dengannya.

Oscar menyuruh Lisa untuk absen sehari karena ia sedang hamil dan keadaan mentalnya sedang tidak bagus. Lisa tahu terlalu sering bolos kerja tidak baik bagi karirnya, tetapi Oscar sudah berjanji untuk menafkahi Lisa sepenuhnya. Apalagi dengan keadaan hamil 3 bulan. Lisa harus banyak istirahat! Mau bagaimana lagi, Lisa harus patuh kepada suaminya agar tidak mendapat hukuman seperti tiga bulan lalu di Parahyangan Resort.

Mobil Alphard hitam miliknya sudah menepi di depan pintu masuk. Oscar pamit ke Lisa dengan mendaratkan ciuman di kening istrinya.

Di hari bolosnya, Lisa benar – benar bosan tidur dan berbaring di atas tempat tidur seharian. Ia ingin mencari kegiatan lain yang membuat pikirannya yang berkabut akibat kejadian semalam menjadi segar.

Lisa berkeliaran di rumahnya. Ia mencari sesuatu untuk dikerjakan daripada ia berdiam diri di dalam kamar seperti cacing mati.

"Bagaimana jika aku menyapu saja!" Wanita itu mengambil sebatang sapu milik Bu Rusminah yang diletakkan di dapur. Hanya bersih – bersih yang dapat ia lakukan di rumahnya saat ini.

Ketika ia hendak menyapu, Bu Rusminah melihatnya dan mencoba menghentikan Lisa. "Aduh nona istirahat saja, biar saya yang menyapu! Sudah menjadi tugas saya untuk merawat rumah ini. Nanti nona Lisa kecapekan loh, kasihan bayinya."

"Tidak apa – apa Bu Rusminah, saya bosan tidur terus di kamar! Tidak usah khawatir, saya tidak menyapu terlalu keras kok," ucap Lisa kepada Bu Rusminah.

Dahulu sebelum ia pindah ke rumah mewah Oscar, semua pekerjaan rumah ia lakukan sendiri. Mencuci baju, menyapu lantai, mencuci piring, semua ia lakukan bersama ibu dan adik perempuannya. Saat ini Lisa benar – benar tidak bisa berdiam diri. Ia ingin bergerak!

Sudah lama Lisa tidak melakukan pekerjaan rumahnya sendiri. Lisa sempat berpikir ia tidak akan melakukan pekerjaan rumah di rumah barunya karena sudah ada yang mengurus. Tetapi kenyataannya sangat sulit untuk merubah kebiasaan lamanya.Terkadang ia rindu dengan segala urusan rumah yang dahulu tampak membosankan.

Bu Rusminah tidak tega melihat istri Oscar itu melakukan pekerjaan rumah yang seharusnya tidak ia kerjakan. Wanita paruh baya itu menarik lengan Lisa dan mengehentikannya.

"Sudahlah nona, nggak usah repot – repot aduh kan itu pekerjaan saya buat ngurus rumah ini! Nona duduk – duduk saja di ruang keluarga sambil nonton TV atau apa saja. Pokoknya nona Lisa tidak boleh terlalu capek! Nanti pingsan loh..."

Kalah dari Bu Rusminah, Lisa meletakkan sapu itu di pinggir ruangan. Bu Rusminah mengambil sapu itu dan kembali melakukan pekerjaannya sebagai pengurus rumah.

Lisa mendaratkan tubuhnya ke sofa. Ia mendengus kesal karena kebosanan yang melanda. Ia mengeluarkan ponsel dari saku celana tidurnya. Ia berinisiatif mengirimkan pesan instan kepada Oscar yang nampaknya sedang sibuk di kantor.

Halo Oscar

Bosen nih

Duuuuuh

Enaknya ngapain ya?

Tiga menit kemudian, Oscar membalas pesannya.

Sudah istirahat saja! Aku sedang sibuk rapat dengan presdir perusahaan asuransi!

Lisa membaca pesan Oscar dengan sedikit terkekeh. Pria itu masih sempat membalas pesan tidak terlalu pentingnya di tengah – tengah rapat!

Lisa menguap karena bosan berdiam diri di rumah. Seandainya hari ini Oscar mengizinkannya untuk bekerja, ia pasti tidak akan sebosan ini!

Sepanjang hari itu Lisa tidak melakukan apa – apa selain mengirimkan pesan bertubi – tubi kepada suaminya yang sedang sibuk di kantor. Lisa sedang ingin mengerjai suaminya di kantor. Anggap saja balas dendam karena Oscar jarang mengirimkan pesan kepadanya selama ia dinas di luar kota kemarin.

Di kantor, Oscar terganggu dengan pesan bertubi – tubi dari Lisa. Meski ponselnya dalam mode getar, tetap saja menganggu! Pria itu kemudian mengambil ponselnya dan membuat panggilan kepada Lisa.

Lisa terperanjat ketika ponselnya berdering kencang. Ia membaca layar ponselnya dengan memicingkan mata. Oscar! Tidak diduga suaminya akan meneleponnya. Dengan hati yang berdebar – debar, Lisa mengangkat panggilan itu.

"Hunian Oscar Petersson, ada yang bisa saya bantu?"

"Lisa tolong! Aku sedang sibuk. Jangan ganggu aku di jam kerja!" Suara pria itu terdengar kesal meskipun datar.

"Tapi aku bosan di rumah Oscar. Kenapa kamu nggak bolehin aku kerja hari ini?"

Pria itu menghela napas panjang. "Lisa, ingat kemarin kamu baru saja diejek oleh Mama. Aku tahu hatimu sedang tidak dalam keadaan yang baik. Sudahlah istirahat saja, kasihan anak kita nanti!"

"Tapi aku bosaaaaaaaaaaaan," jawab Lisa panjang.

Pria itu terdiam sejenak. Ia jengkel dengan istrinya. Waktu istirahatnya sebentar lagii akan habis dan rapat akan berlanjut.

"Kayaknya aku harus membawamu vakansi di luar negeri!" ucap Oscar dari seberang ponsel. Ia merubah cara bicaranya menjadi lebih santai.

"Vakansi!? Benarkah?" pupil mata Lisa terbuka lebar. Benarkah yang dikatakan suaminya itu?

"Iya, besok kita langsung berangkat! Jangan lupa siapkan bawaanmu di rumah, biar kamu nggak bosan!" jelas Oscar.

"Beneran nih?"

"Iya beneran Lisa!"

Lisa beteriak senang mendengar ajakan suaminya. Setelah sekian lama ia tidak melihat Oscar di rumah, besok ia diajak vakansi di luar negeri. Enaknya jadi istri orang kaya pikirnya!

"Jadi besok mau ke mana? Paris? Barcelona? Ayo dong ceritain!"

"Sementara ini kamu nggak boleh tau! Ini surprise sayang!"

Lisa mendengus mendengar suaminya berkata demikian. "Ah nggak asik kamu Oscar!"

"Sudah, kamu berkemas saja hari ini. Nanti sepulang kerja aku beritahu. Jangan lupa makan dan istirahat supaya besok pagi pikiran dan tubuhmu segar kembali!"

Lisa mengiyakan suaminya dan menutup panggilan. Jantungnya berdebar – debar, ia sangat tidak sabar untuk pergi liburan di luar negeri!

"Hmm, enaknya bawa baju apa aja ya?"