Chapter 4 - Cinta Satu Malam

Lisa menggeleng dan membisu menahan rasa sakit. Sebentar lagi ia pasti muntah. Tanpa banyak pikir, pria itu membopong wanita berperawakan langsing itu menuju toilet.

"Hueeeek!" Benar saja, seluruh isi perut wanita mabuk ini dikeluarkan akibat konsumsi alkohol berlebihan. Bersamaan di dalam bilik toilet, pria itu membantu mengusap punggung Lisa agar lebih lega, menggenggam rambut panjang Lisa yang terurai dan mengikatnya dengan karet rambut.

"Bagaimana masih mual nona?" tanya pria berparas tampan itu lembut.

Lisa masih menundukkan kepalanya di mangkuk toilet dengan lemas. Mencoba menggapai tisu toilet yang ada di sampingnya.

"Soju dan vodka ternyata bukan perpaduan yang pas untuk melupakan kenangan buruk bersama mantan," ucapnya lirih sambil mengusap bibirnya usai menumpahkan sisa makanan dan alkohol.

Pria itu masih bersama Lisa di bilik toilet. Untungnya tidak ada siapa - siapa di toilet itu selain mereka berdua. Memang bukan hal baru bila toilet yang ada di kelab malam terkenal itu sering digunakan untuk kegiatan mesum, namun Lisa hanya tidak ingin orang lain tahu apa yang sedang ia lakukan dari balik bilik toilet itu bersama dengan pria asing yang baru saja ia temui.

"Um.. tidak ada siapa - siapa kan?" tanya Lisa, membenarkan kerah baju dan membilas mangkuk toilet tadi.

"Hanya ada aku dan kau nona," ujar si pria dengan suara rendah seksinya. Pria itu mendekat dan melingkarkan lengannya ke pundak Lisa. Mengangkat dagu Lisa agar ia dapat melihat wajah cantiknya dengan lebih jelas.

"Bagaimana kalau kita skip saja minum - minumnya nona?" Si pria Eropa itu mulai menggerayangi tubuh indah Lisa, "Sehabis mual hebat tentu tidak baik bila diisi kembali dengan segelas alkohol bukan?"

"Hehe, kau ingin plesiran tuan?" tanya si wanita mabuk itu dengan nada menggoda.

"Bukankah itu tujuan awal kita nona?" pria itu melarikan jari jemarinya pada lekuk tubuh Lisa yang menggiurkan.

Lisa berdiri di depan si pria asing itu, menatap bayangan wajahnya lebih dekat. Mata pria itu berwarna biru muda sebiru langit cerah tak berawan. Belum pernah Lisa melihat sepasang bola mata sejernih dan sedalam yang dimiliki oleh pria tampan ini.

"Let's make love shall we?" pria itu melepaskan kait kancing kerahnya, mengekspos tubuhnya yang atletis dan kulit putih mulus bak porselen. Dadanya bersih tidak berambut pun juga wajahnya yang tampak bagai dipahat dewa.

Lisa yang mabuk mulai melepaskan kancing, mengekspos payudara indah dibalik kemeja merahnya. Sungguh hati si pria asing itu ingin segera menggerayangi payudara Lisa.

Tanpa basa - basi, si pria melumat bibir tipis Lisa. Meraba payudara Lisa dengan beringas. Jari jemarinya dengan tangkas memainkan kedua gundukan tersebut.

Lisa mulai mendesah, ada sepercik nafsu birahi datang dari dalam dirinya menunggu untuk segera dilepaskan. Perlahan ia merogoh bagian paling intim si pria, "Hmm, besar juga kamu tuan?"

"Tunggu sampai kau bertemu dengannya," pria itu membalikkan tubuh Lisa yang barusan ia gerayangi dengan ganas. Ia menyingkap rok yang dikenakan Lisa, melorotkan pakaian dalam Lisa, dan merogoh bagian intimnya yang mulai basah.

Kejantanan pria itu mulai bangkit dari tidur lelapnya, meminta untuk segera bercumbu dengan Lisa. Pria itu masuk dan menyetubuhi Lisa dengan beringas tanpa ampun.

"AH! Pelan - pelan dong!" rintih Lisa perih. Sekujur tubuhnya mulai menggelinjang.

"Kau suka nona?" Tanya pria asing itu dengan suara rendah menggoda, seringai nakal menghiasi wajah tampannya. Pria itu mulai menggerakan pinggulnya perlahan. Berangsur - angsur semakin cepat, mengikuti alunan musik dari luar bilik toilet.

Lisa hanya bergeming menikmati setiap inci kejantanan pria itu. Semakin menuju klimaks, semakin cepat pula gerakannya. Lisa benar - benar dihabisi olehnya!

Suasana semakin lama semakin memanas, kedua sejoli yang baru saja bertemu itu akhirnya memadu cinta satu malam di balik bilik toilet. Lisa dan seorang pria asing berwajah ningrat tidak dikenal. Gerakan pria itu semakin cepat, menghabisi tenaga Lisa yang sudah hampir nol.

"Ugh, I'm coming!" seru si pria dengan desahan kenikmatan. Ia menumpahkan benih lelakinya ke dalam tubuh Lisa. Keringat bercucuran dari dahi keduanya, menjadi saksi bisu permainan cinta panas mereka malam itu.

"Wow, you are amazing!" senyum puas terlukis di wajah Lisa yang memerah padam. Wanita itu menyandarkan kepalanya di dada pria itu. Rasanya bagaikan mimpi, bertemu dengan seorang pria asing yang sesuai dengan tipenya. Lisa akan mengenang kejadian ini selamanya.

Penasaran dengan wanita yang baru saja dihabisinya, pria itu bertanya dengan lembut, "Siapa namamu wahai nona cantik?"

"Lisa…"

"Lisa? Nama yang bagus."

"Siapa namamu tuan?" Tanya Lisa kewalahan.

"Namaku O-" Belum merampungkan pembicaraannya, si gadis tiba - tiba pingsan.