Chereads / 12 Stars for The Moon / Chapter 17 - Reality

Chapter 17 - Reality

Ternyata tidak ada satu pun yang tau dimana para guardian terdahulu. Tidak banyak petunjuk yang mereka dapatkan membuat para guardian gelisah. Mereka sangat membutuhkan bantuan para guardian terdahulu, karena mereka yakin bahwa mereka bisa saling membantu untuk mencapai kedamaian bersama. Jika saja mereka tau pasti mereka tak akan kebingungan seperti sekarang. Takdir yang mengikat mereka dan juga guardian terdahulu tidak akan pernah bisa lepas apa pun yang terjadi, kecuali mereka mati.

Sudah berulang kali eros berusaha untuk melihat masa lalu guardian lagi atau masa sekarang para guardian terdahulu tapi nyatanya eros tak bisa melihat apa pun. Kemampuannya tidak berguna disaat seperti ini, membuat eros makin kesal. Tapi itu bukanlah hal penting untuk sekarang karena mereka tengah berada di tanah suci anthera. Tempat yang katanya tidak bisa dimasuki semua orang kecuali orang itu yang dipanggil oleh penjaga tanah suci itu sendiri. Tempat ini banyak menjadi perbincangan karena di sinilah tempat kekuatan besar berada.

Walau tidak tau pasti apakah hal itu benar atau tidak tapi para guardian mulai merasakan hal yang besar berada di sekitar mereka. Mengingat ucapan sang bulan dan penjaga anthera yang mengatakan akan membantu menggunakan dan mengeluarkan kekuatan mereka membuat para guardian senang. Apalagi mereka yang belum mendapatkan keberuntungan sama sekali, ini adalah kabar baik yang ingin mereka dengar.

"Jadi apakah masih ada pertanyaan lagi" tanya sang bulan menatap kedua belas guardian yang terdiam

"Apa kalian akan mencari mereka" ucap sang bulan masih penasaran dengan pemikiran para guardian

"Kami akan mencari mereka sampai ketemu, karena mereka satu satunya harapan kami" ucap lucas menatap tajam sang bulan yang mengangguk

"Tapi bolehkah aku tau satu hal" ucap arsen menatap sang bulan yang menaikkan alis nya penasaran

"Apakah kami juga akan hidup kembali" lanjut arsen menatap takut sang bulan yang terkejut

Tak ada jawaban hanya saja sang bulan tengah berfikir tentang pertanyaan arsen. Jika diingat dulu memang dia yang memberikan berkat kehidupan pada guardian terdahulu tapi itu juga akan persetujuan dewa. Bahkan dia sudah meminta langsung pada tuhan namun tak ada respon sama sekali dan akhirnya sang bulan meminta bantuan para dewa yang memang fokus pada kedamaian dunia ini. Tapi bukan berarti mereka para guardian terdahulu bisa langsung terlahir dengan cepat. Bahkan kelahiran mereka terlambat hanya karena ulah para roh yang mengincar jiwa jiwa guardian terdahulu.

Makanya mereka baru bisa hidup kembali disaat para guardian dibangkitkan kembali. Dan waktu itu sang bulan juga berfikir juga mereka akan kembali menjadi guardian tapi nyatanya malah anak anak bangsawan ini yang menjadi guardian. Tapi dia kehilangan kontak dengan para jiwa guardian terdahulu, dan dia juga tidak tau apa penyebabnya. Dan yang terakhir dia tau adalah mereka terlahir menjadi kaum bintang sesuai keinginan mereka.

"Hal itu tidak bisa aku pastikan karena bukan aku yang melakukannya, aku hanya memastikan bahwa mereka berhasil lahir tanpa cacat" ucap sang bulan menatap manik arsen yang bergetar

Dia tau jawabannya pasti akan membuat para guardian di depannya ini akan terkejut dan merasa takut jika akhirnya mereka tak akan hidup kembali. Mana ada seorangpun yang ingin mati, mereka bukanlah orang bodoh yang ingin mati sia sia jika akhirnya iblis akan menang kembali. Mungkin jika mereka bertemu dengan guardian terdahulu mereka akan tau sesuatu. Mungkin jika mimpi yang mereka lihat telah sempurna mereka akan tau dimana raja iblis itu berada. Hanya kata mungkin yang terus berulang di pikiran mereka, dan ada satu ketakutan lagi untuk mereka tapi mereka menahannya.

"Jadi apa rencana kalian" tanya ana penjaga tanah suci anthera

"Entahlah, semuanya masih abu abu dan kami tidak boleh bertindak ceroboh. Ini semua demi masa depan kaum bintang dan keindahan kaum manusia, dan kami tidak akan merusak harapan semua orang akan kedamaian" ucap caesar

Dia juga bingung harus bagaimana tapi dia tak boleh sampai mematahkan semangat para guardian lain bukan. Dia adalah pemimpin disini dan dia akan pastikan bahwa mereka tidak akan mencapai sesuatu dengan keadaan sia sia karena mereka akan melakukan apa pun itu asal semua kembali dalam kebahagiaan mereka. Sekarang biarlah waktu yang menjawab segalanya, karena nyatanya dia tak bisa memaksakan sesuatu yang tidak boleh dia ketahui. Tapi dia pastikan bahwa dia akan mencari tau dan melakukan semuanya dengan baik tanpa kesalahan satupun. Walau sulit tapi dia akan berusaha bersama dengan para guardian lain.

"Kau sangat optimis, aku suka dengan itu" sahut ana menatap caesar yang tersenyum tipis padanya

"Jadi apa kalian akan mencari hewan suci atau mau ikut denganku" tanya ana menunjukkan senyuman miringnya

Para guardian menyadari adanya keanehan dari penjaga tanah suci anthera itu tapi mereka masih belum yakin apa yang salah darinya. Dan ternyata sang bulang malah terkekeh dan mengucapkan selamat tinggal pada mereka dengan tenang. Hal itu tentu membuat para guardian merasa makin bingung. Tapi mereka ingat jika pembelajaran sekolah sangat berbahaya bagi mereka yang berbeda dari kaum bintang lain. Kekuatan mereka tak bisa mereka sembunyikan dengan mudah dan hal itu pasti akan membuat yang lain curiga. Dan keputusan yang tepat untuk masalah sekarang adalah mereka akan ikut dengan penjaga tanah suci anthera.

"Kami ikut" jawab mereka secara bersamaan

"Pilihan yang tepat, kalau begitu mari masuk" sahut ana dengan wajah senangnya

Pintu besar yang terbuat dari es itu terbuka menampilkan sebuah ruangan yang cukup luas dengan tangga yang melingkar disisi kanan dan kiri menuju lantai atas. Mereka semua kagum dengan keindahan itu sampai cahaya berwarna ungu terpancar dari simbol di leher mereka. Mereka semua terkejut kecuali ana yang mulai mengendalikan kekuatan dari simbol mereka yang mulai aktif karena bertabrakan dengan kekuatan di tanah suci anthera. Tidak lama setelah itu dari lantai es itu muncul sebuah lubang berbentuk bintang dengan tangga melingkar menuju ke bawah.

"Apakah sakit" tanya ana saat melihat wajah kesakitan para guardian

"Tapi ini masih belum seberapa karena rasa sakit itu hanya pembuka bagi kalian, ayo turun" ucap ana lagi membuat para guardian terkejut dan hanya bisa mengikuti tanpa bisa membantah

Tangga melingkar itu cukup panjang membuat mereka mulai lelah sendiri kecuali ana yang menggunakan sayapnya untuk turun ke bawah.

"Sepertinya sebelum kita turun aku harus mengatakan sesuatu pada kalian" ucap ana menatap para guardian yang mulai kelelahan

"Setelah ini kalian akan menjadi sasaran para iblis"