°°°
"Inget ya, yang tak terlihat bukan berarti tak ada,"
-Haikal Fahrizky
-🍁-
Waktu menunjukkan pukul setengah dua siang, yang berarti waktu untuk pulang sekolah telah tiba. Gara berjalan menyusuri koridor menuju ke kelas XI-6 untuk mengembalikan kotak makan milik Kleo.
Karena jarak antara kelas XI-2 dengan XI-6 lumayan cukup jauh dan berada pada tingkat yang berbeda. Membuat Gara harus melewati tangga yang lumayan cukup banyak, lama Gara berjalan dan sampailah Gara di depan ruang kelas Kleo.
Tokk...tok...tok...
Suara pintu yang Gara ketuka berbunyi dengan nyaring di penjuru kelas XI- 6 yang membuat Gara menjadi pusat perhatian oleh sebagian murid yang belum kembali ke asrama mereka. Gara memberanikan diri bertanya pada salah satu siswi yang terlihat sedikit tomboy?.
"Permisi,liat Kleora nggak?,"tanya Gara pada siswi tersebut, siswi itu pun mendongak menatap Gara dengan sedikit terkejut
"Kleora Anastasya??dia ke ruang guru,"ucapnya
"Oh,yaudah. Ini gue titip kotak makannya. Bilang dari Gara,"ujar Gara menyodorkan kotak makan milik Kleo yang Gara taruh di atas meja.
"Ok,nanti biar gue kasih tau si Kleo,"ucap siswi itu "btw lo pacarnya?,"tanyanya
"Nggak kita cuma sebatas sahabatan doang,"cuek Gara
"Kleo kayak suka sama lo,dan kalo dilihat - lihat lo juga suka sama diakan?, "goda siswi itu saat melihat Gara ingin pergi meninggalkan ruang kelasnya
"E_____,"belum sempat Gara berucap seseorang menyela terlebih dahulu dari arah belakang
"Gara,"panggil seseorang dari arah pintu yang ternyata itu adalah Kleo. Kleoberjalan melangkahkan kaki masuk ke ruang kelas,Gara yang merasa namanya terpanggil menoleh ke arah sumber suara.
"Ngembalikin kotak makan, padahal kamar kita deketan,"
"Haii,iya sekalian aja kan mumpung lewat jadi mampir sekalian,"ucap Gara tersenyum
"Ekhmmmm...ekhmm...ekhmm...,kenapa jadi panass sik,"goda gadis tomboy itu mengibas - ibaskan tangan
"Oiya Gar, kenalin ini Jeslyn Diandra temen sekelas dan sekamar,"ucap Kleo memperkenalkan Jeslyn dan ditanggapi senyuman oleh Gara
"Aku pergi dulu ya,mau ke tempat Revan," pamitnya pada Kleo
"Lyn,gue duluan,"lanjutnya pada Jeslyn dan dibalas tanda ok
Setelah keluar dari kelas Kleo,Gara berjalan menuju ke kelas Revan yang terletak di samping tangga, namun baru disetengah perjalanan menuju kelas Revan, Gara kembali mengalami hal aneh, seperti ada yang mengawasinya dan tiba - tiba saja pintu ruang praktek terbuka padahal tidak ada seorangpun disana.
"Hai,"sapa seseorang menepuk pundak Gara dari arah belakang, Gara terlonjak kaget mengelus dadanya seraya menoleh
"Oh,haii,"sapa Gara kembali
"Ngapain disini?,murid kan dilarang kesini,"ujar orang itu
"Nggak sih tadi mau ke kelas XI-8 tapi tiba - tiba aja nih pintu ruang praktek kebuka yaudah deh mau gue tutup,"jelas Gara
"Owhhh," ucap orang itu manggut - mangut tanda mengerti
"Kenalin gue Devan lengkapnya sih Harizal Devanno," ucap Devan memperkenalkan diri
"Zyan Gara," ujar Gara "Ngapain lo disini?," tanya Gara heran, Gara kan sudah pasti mau ke kelas XI-8 tapi kalo Devan?
"Gue tadinya sih mau ke lab, tapi malah liat lo disini," jelas Devan tersenyum "yaudah deh gue samperin," lanjutnya tersenyum
"Oalah gitu. Lo kelas berapa emang?,"tanya Gara pasalnya muka Devan sedikit asing baginya
"Kelas XI-1, kalo lo?," tanyanya pada Gara
"Gue kelas XI-2 anak pindahan sih , tapi udah hampir setahun lebih. Eh, kelas kita deketan tapi gue kok jarang liat lo?," tanya Gara penasaran pasalnya hampir kelas XI-1 dia kenal semua kecuali Devan
"Gue ada kok, lo aja yang jarang ketemu ama gue," jelas Devan
"Yaudah gue duluan ya, takutnya temen - temen gue pada nungguin," pamit Gara pergi meninggalkan Devan untuk menuju ke kelas XI-8 ,belum jauh Gara melangkan tiba - tiba Devan berujar
"Gar, lo harus hati - hati karena lo dan temen - temen lo akan menjadi target selanjutnya," celetuk Devan sengan senyum misteriusnya yang membuat Gara menoleh ke arahnya dan menyeritkan dahi heran
"Maksud lo Dev?," bingung Gara
"Entar lo tahu sendiri,saran gue lebih hati - hati aja jangan gampang percaya sama orang," kata Devan menyarankan, membuat Gara berpikir negatif dan sedikit melamun
"Jangan diambil hati ucapan gue. Gue pergi dulu ," pamit Devan pergi meninggalkan Gara yang sedang melamun. Gara tersadar dan melanjutkan niatnya ke kelas Aldy dengan perasaan bingung.
Sesampainya di kelas XI-8.
"Lo kok lama sih Gar?," cecar Aldy sedikit kesal
"Ya maap, gue tadi mau kesini tapi pas sampe ruangan praktek kayak aneh aja gitu suasananya. Eh malah ketemu Devan," jelas Gara menggambil kursi dan duduk disebelah Marsell
"Dan lagi lo tahu nggak, tiba - tiba aja dia bilang gini 'Gar,lo harus hati - hati karena lo dan temen - temen lo akan menjadi target selanjutnya' kek gitu," kata Gara menirukan perkataan Devan yang membuat suasana hening seketika
"Lo mikir gak kalo Devan ini tau banyak tentang sekolah," celetuk Revan
"Gue pikir juga gitu, dan lagi dari ucapannya keknya banyak hal yang dia tahu," timpal Aldy
"Kalo dia bisa gabung ke kita, dia ini kayaknya bakal banyak ngebantu deh ," sahut Rizky menyarankan yang membuat semua temannya menoleh kearahnya
"Apaan sih?, ngapain lo semua lihatin gue anjir risih cuk," umpat Rizky sedikit was - was
"Lah, selama gue temenan sama lo Riz, baru kali ini gue liat lo punya otak," cibir Revan seraya tertawa terbahak - bahak
"Asw lo. Inget ya, yang tak terlihat bukan berarti tak ada," kesal Rizky tak terima, yakali orang punya otak dibilang kagak punya
"Najis kata - kata lo cuk," cibir Revan
Marsell yang sedari tadi diam, berkutat dengan pikirannya mencoba berpikir positif tentang Devan yang nyatanya hanya pikiran negatif yang bisa dia lakukan.
"Gar, Devan yang lo maksud itu kelas berapa dan lo tahu nama panjangnya?," celetuk Marsell dengan nada serius
"Oh Devan dia kelas XI - 1 dan dia___," belum sempat Gara melanjutkan perkataannya,denga terkejut Marsell menyela
"Hah?Lo ketemu Devanno, Harizal Devanno anak kelas XI-1?,"ucap Marcell serius
"Iya.Kenapa emang?,"tanya Gara menyeritkan dahi heran
"Lo tau nggak, kalo Harizal Devanno itu_____,"
-🍁-