'Intinya besok sore, kau harus mengajak Steven ke toko buku dekat sekolah.'
Ucapan dari hantu wanita waktu itu tidak tepat sasaran tapi cukup benar. Juga karena Eugene terlambat satu hari dari waktu yang dikatakan. Tapi setidaknya aksi penyelamatan Steven berujung pada pertemuan tidak terduga dengan Vicky.
"Sampai kapan kau mau di sini, sana pulang."
"Aku akan pulang kalau kau sudah tidak marah," Eugene menyamankan posisi duduknya dengan bersandar pada tembok dingin di belakangnya. Memainkan ponsel, mengabaikan tatapan membunuh di seberang ruangan.
Alis si gadis sudah setajam tombak, menyatu dengan garis-garis kerutan di dahinya. Tampangnya sudah persis seperti seorang pembunuh lengkap dengan pisau di tangan kanannya. "Apa muka ku seperti orang marah huh?"