Serpihan salju lembut sedikit menodai kaca mobil, memburam, pemandangan di luar sana jadi sedikit terhalang.
Michelle memutar kepalanya lain arah, menghadap depan, perhatiannya kini tertuju pada batang penyeka di depan sana. Bergerak ke kanan dan kiri, menyingkirkan serpihan salju yang berpotensi menghalangi jarak pandangan. Michelle memasukan kedua tangannya di saku jaket, bukan karena mencari kehangatan, hanya saja itu yang ia lakukan ketika sedang resah.
Sejak mereka meninggalkan perbukitan paralayang, entah kenapa firasatnya menjadi buruk. Aneh, padahal tak ada satu hal pun yang membuat mood nya hancur, malahan ia merasa terhibur saat melihat Casey tampak ketakutan di atas udara. Ekor matanya melirik ke samping, gadis ikal itu terlihat merenggangkan lengannya, memijat, lalu memukul-mukul pahanya sendiri.
"Kau lelah?"
"Ya begitulah.." jawab Casey, masih sibuk memukul-mukul paha.
"Lain kali, sebaiknya kau tolak ajakanku saja—"