"Tunggu.. aku akan sampai di rumah mu secepat mungkin"
Piip—.
Eugene menatap layar ponselnya. Gadis itu mau apa kemari. Uugh.. terlalu banyak memikirkan itu membuat perut Eugene kembali sakit.
Di atas ranjangnya yang cukup luas, tidak serta merta menghilangkan rasa sakit pada perutnya. Tak peduli sekeras apa Eugene berusaha bangkit, perutnya menolak.
Mual, pusing, dan perutnya melilit. Penderitaannya berlipat ganda sekarang. Sebenarnya ia hanya perlu turun ke bawah, namun apa daya kakinya terlalu lemas untuk menopang tubuh.
Percuma saja Ayahnya seorang dokter namun kehadirannya tak ada saat ia butuh kan. Memangnya sebegitu pentingnya kah pasien itu ketimbang anaknya sendiri. Jika sudah sakit begini Eugene kerap kali berpikiran negatif.
'Tiiiing toong~'