Mataku terbuka karena cahaya yang begitu menyilaukan. Hal yang pertama kali kulihat adalah sebuah langit-langit putih pucat, dengan lampu kristal yang tergantung ditengahnya.

Tunggu, bukankah beberapa menit yang lalu aku sudah mati karena penyakit kanker hatiku? Jika aku sudah mati, lalu mengapa hal yang pertama kali kulihat adalah langit-langit rumah bukannya langit akhirat?

Dengan susah payah aku mencoba bangun. Dan di sana, di cermin itu menampilkan sosok seorang wanita pucat mengenakan gaun putih. Itu bukanlah aku. Aku tak memiliki tahi lalat di bawah mata kananku, wajahku tak sebersih ini dan tubuhku tak seramping yang ditunjukkan cermin. Lalu, aku ini siapa? Apakah aku bertransmigrasi?

Benda pipih di sampingku tiba-tiba bersuara. Aku meraih dan melihat isinya.

'Artis antik Bianca Juna telah mempermalukan dunia hiburan. Ia dikabarkan hamil diluar nikah. Itu semua membuat publik heboh, dan kariernya seketika merosot. Berikut wawancara eklusif dengan manajer dari artis yang akrab disapa BJ ini.'

Foto didalam berita itu adalah aku, bukan lebih tepatnya sosok baruku.

Aku kemudian mengklik tautan yang dilampirkan. Isinya adalah seorang pria yang menyatakan bahwa berita tersebut itu benar, dan aku akan dituntut karena menyalahi kontrak.

Sungguh, malang sekali nasib artis ini. Ia hamil, kariernya merosot, dan manajernya tidak berpihak.