Manajer Rey mengirim pesan bahwa besok acaranya akan dilaksanakan waktu pagi.
Aku harus mengubah penampilanku. Wanita ini sangatlah kurus untuk seseorang yang hamil. Aku merasa kasihan. Tapi aku lebih merasa marah pada orang-orang yang malah menekannya.
Mungkin ini kesempatan yang diberikan Tuhan bagi aku untuk memperbaiki hidupnya.
Ketika aku sampai di pintu depan gedung, seorang laki-laki berpenampilan necis yang kuduga adalah manajer Rey, langsung menarikku masuk.
Acara jumpa pers ini banyak dihadiri wartawan. Kilatan flash kamera terus mengikutiku saat aku berjalan. Untungnya di hidup sebelumnya aku sering menerima sorotan seperti ini.
Aku duduk dengan empat orang lainnya termasuk manajer Rey. Wanita berambut pendek di sampingku adalah perwakilan dari agensi. Di ujung kursi ada seorang laki-laki paruh baya yang belum kutahu siapa.
Acara dimulai dengan sambutan membosankan manajer Rey.
"Silahkan, ada yang ingin ditanyakan?"
Seorang wartawan pria mengangkat tangannya. Setelah mendapat anggukan dari manajer Rey, ia berdiri.
"Bagaimana pihak agensi menanggapi berita mengenai BJ yang sudah tersebar diluar sana?"
Wanita berambut pendek disampingku pun menjawab.
"Kami mencoba menelusuri asal dari berita tersebut. Sejauh ini kami masih mencarinya. Dan apabila yang bersangkutan terbukti menyebarkan berita palsu, kami akan menuntutnya,"
Aku bertanya-tanya apakah wanita ini berpihak padaku atau tidak.
"Ada yang ingin bertanya lagi?"
Seorang wartawan wanita mengangkat tangannya, bahkan sebelum dipersilahkan, ia langsung berdiri.
Sejenak aku merasa wanita itu tersenyum culas.
"Lalu, apakah yang diberitakan itu benar bahwa BJ hamil diluar nikah?" nada suaranya terdengar seperti memojokkanku.
Kalau yang di depan ini masihlah Bianca yang dulu, ia mungkin akan terpuruk.