Mata Aaron berbinar menatapi Keyra. Semburat kesedihan di wajahnya perlahan memudar tergantikan dengan senyum lebar bahagia.
"Benarkah aku boleh melamar mu?"
"Tentu saja, melamar harus di depan orangtua. Aku harus memastikan kesungguhan mu, keberanian mu. Penilaian papa tentang dirimu nanti juga penting untukku," jelas Keyra dengan tersenyum.
"Apa masih ada kemungkinan kamu akan menolak ku?" tanya Aaron dengan senyumnya yang memudar. Eh, dia mau kecewa lagi.
"Mulai detik ini aku menerima mu, tapi aku ingin papa juga menerima mu," jawab Keyra.
"Terima kasih." Aaron langsung merangkul Keyra dengan erat kemudian melepasnya. "Itu berarti kita akan menikah, kan?"
Keyra hanya menanggapi Aaron dengan sebuah anggukan dan senyuman yang begitu manis. Astaga, dia cantik sekali, membuat kekasih nya langsung gemas dan mencium bibirnya dengan agresif.