sinar matahari menyusup jendela kamar hotel. membuat dua sejoli yang tidak saling kenal namun tidur berpelukan itu terbangung.
Luna mengerjapkan matanya ketika menyadari tubuhnya terasa hangat. matanya terbelalak ketika melihat seorang pria sedang tertidur pulas sembari memeluknya. Luna segera melepaskan tangan pria itu. dia segera beranjak dari ranjang itu dan dia terkejut karena dia tidak memakai sehelai benangpun di tubuhnya. dia juga merasakan sakit pada bagian bawah tububnya.
"astaga. apa yang sudah terjadi???" Gumam Luna seraya memakai pakaiannya yang berserakan di lantai. lalu dia membangunkan Pria yang masih tidur itu.
"heyy bangun. apa kamu sudah menodaiku?" tanya Luna dengan nada tinggi seraya membangunkan Ethan dengan mengguncang-guncangkan tubuhnya.
Ethan pun terbangun dan menyipitkan matanya menatap Luna, Ethan terdiam sejenak seraya memegang kepalanya yang masih agak pusing. seakan sedang mengingat kejadian semlam. mata Ethan sukses terbelalak dan segera melihat keadaan tubuhnya yang hanya tertutup selimut.
"maaf, aku tidak sengaja melakukan semua ini. kamu tiba-tiba ada di kamarku. semalam aku mabuk dan ..." ucapan Ethan terhenti saat menyadari dia telah merenggut kesucian gadis yang ada di hadapannya itu.
"kamu sudah menodaiku kan, jahat sekali, bagaimana kamu bisa melakukan itu, bahkan kita tidak saling kenal," Luna menangis lalu memukuli Ethan dengan bantal. dia tidak ingat bahwa dia juga melakukan itu dengan suka rela semalam walau tanpa dia sadari.
"itu salahmu karena ada di kamarku, aku laki-laki normal, tentu saja aku tergoda, apalagi aku sedang mabuk" ucap Ethan membela dirinya. karena dia juga tidak pernah melakukan ini sebelumnya dengan gadis manapun.
"bagaimana jika aku ..." ucapan Luna terhenti. dia membayangkan kemungkinan terbesar yang akan terjadi setelah peristiwa yang tidak pernah dia sadari terjadi begitu saja. apalagi saat ini adalah masa suburnya.
"kamu tenang saja. aku ... aku pasti akan bertanggumg jawab," ucap Ethan gugup seraya mengusap Airmata Luna. namun Luna segera menepis tangan Ethan. dia segera beranjak dari tempat tidur itu dan berjalan keluar kamar dengan isak tangisnya.
saat sampai diluar, Luna berbalik menatap pintu yang tertera nomor 9. "astaga. memang aku salah masuk kamar" gumam Luna seraya menepuk jidatnya. lalu dia segera bejalan menuju kamarnya sendiri yaitu kamar nomor 6.
Luna segera melepas seluruh pakaiannya lalu membiarkan air dingin shower mengguyur tubuhnya yang langsing itu.
"apa yang sudah kulakukan semalam dengan lelaki itu?. aku bahkan tidak tahu siapa namanya. kenapa dia melakukan hal ini padaku? apa dia lelaki berhidung belang yang menanfaatkan situasi?" batin Luna bertanya-tanya seraya menikmati segarnya mandi.
***
Ethan masih terdiam di ranjang dengan keadaan hanya tertutupi selimut. dia masih kepikiran dengan tindakannya semalam. gadis itu bahkan marah padanya.
"kenapa aku bodoh sekali. seharusnya aku tidak melakukan itu padanya. aku bisa saja merusak masadepannya jika dia sampai hamil" ucap Ethan merutuki dirinya sendiri.
Ethan segera bangkit dan berjalan menuju kamar mandi. Ethan memejamkan matanya seraya menikmati guyuran showet yang membasahi seluruh tubuhnya. dalam ingatannya masih jelas tampak wajah Luna yang cantik. dia tidak bisa berhenti memikirkan Luna. apalagi dia sudah berbuat tidak senonoh pada gadis itu.
***
David dan Vira telah mengucap janji suci. kini mereka sedang berfoto bersama para pendamping dari pihak David dan Vira.
Luna sebagai pendamping Vira hanya diam menatap Ethan yang mendapingi David. sedangkan yang lain asik berfoto ria.
Ethan menghampiri Luna ketika semua sedang asik berfoto. saat itu Luna mengenakan gaun berwarna putih dengan belahan di paha dan dadanya, membuatnya terlihat cantik dan sexy. sedangkan Ethan mengenakan setelan tuxedo berwarna hitam dengan dasu kupu-kupu dan bunga mawar di bagian dada kanannya.
"tolong maafkan aku," ucap Ethan lirih seraya menatap sendu Luna.
"pergilah. aku tidak ingin melihatmu lagi" balas Luna seraya menatap kesal Ethan. apalagi wajah Ethan mirip dengan mantannya yang sudah menyakitinya walau dia masih mencintai mantannya itu.
Ethan menghembuskan nafasnya kasar lalu merogoh sakunya untuk mengambil dompet. setelah itu dia mengambil kartu nama dari dompetnya.
"ini kartu namaku. semua identitasku tertera disitu. jika terjadi sesuatu karena ulahku semalam, hubungi aku" ucap Ethan seraya menyodorkan kartu nama itu. Luna hanya diam tidak menerima kartu nama itu. malah memalingkan wajahnya dari tatapan Ethan.
"kalian berdua malah disini. ayo foto bersama" ujar Vira yang menyadari Luna dan Ethan sedang berduaan dan tidak ikut berfoto ria seperti teman-teman lainnya.
"mungkin mereka ingin foto berdua saja. sini kameranya, biar aku yang memfoto mereka" timpal David yang sudah membawa kamera di tangannya. dia tidak menyangka sahabatnya akan berduaan dengan sahabat istri yang baru dia nikahi. karena sebelumnya mereka tidak saling kenal
"iya, kalian harus sedikit mendekat," Vira mendekatkan Luna pada Ethan, Luna hanya bisa terdiam pasrah karena pikirannya sedang sangat kacau, "wah kalian ternyata serasi. semoga saja jodoh".
David segera memfoto Ethan dan Luna. mereka foto berdua dengan senyum yang kaku, setelah itu David meminta teman yang lain untuk memfoto dirinya bersama Vira dan juga Ethan maupun Luna.
setelah selesai foto-foto, David dan Vira segera menyambut tamu lain meninggalkan Ethan dan Luna berdua.
Ethan menatap kartu nama yang masih di pegangnya lalu mendekat pada Luna.
Ethan meraih tangan Luna dan meletakkan kartu nama itu di telapak tangan Luna,"hubungi aku jika hal itu terjadi. aku bukan lelaki brengsek seperti yang kamu pikirkan. aku mengaku salah dan akan menebus kesalahanku. aku berjanji"
Ethan segera berjalan meninggalkan Luna sendiri. karena dia sadar akan perasaan Luna. pasti gadis itu sedang syok, takut, dan ingin menenangkan diri.
Luna menatap kartu nama yang di berikan oleh Ethan. dia segera menyimpannya di tas kecilnya lalu berjalan menemui teman-teman lainnya.