Chereads / MARRY AN IMAGINARY HUSBAND / Chapter 5 - HAMPIR TERJEBAK DI DUNIA MIMPI

Chapter 5 - HAMPIR TERJEBAK DI DUNIA MIMPI

Kini keduanya pun sudah berada di depan Rumah besar milik Ametsa membuat Daniel yang melihatnya langsung menghela nafas saat mengingat bahwa tempat tinggal sebesar ini hanya dihuni oleh gadis di hadapannya saja seorang diri.

Ametsa tersenyum memandang laki-laki yang berada di hadapannya saat ini dengan tulusnya. "Daniel, terima kasih sudah mengantarkanku pulang."

Laki-laki tersebut yang mendengarnya pun langsung mengangguk dan berkata, "Mengapa kamu mengucapkan terima kasih padaku?"

"Karena kamu sudah mengantarku pulang, Daniel."

"Mengapa baru sekarang kamu melakukannya?" tanya laki-laki itu yang sedikit bercanda. "Padahal aku selalu mengantarkanmu pulang setiap hari."

Benar, Ametsa pun tidak mengerti dengan yang terjadi kepada dirinya sehingga membuat ia merasa malu dengan apa yang sudah dilakukannya saat ini.

"Aku melupakanmu," ujar gadis itu yang membuat Daniel mendengus kesal dengan pernyataan yang baru saja dikatakan oleh Ametsa kepadanya. "Aku benar-benar lupa tentang hal itu. Maafkan aku."

Daniel menggelengkan kepala lalu menghela nafas sebelum akhirnya menepuk pundak dari seseorang yang berada di hadapannya saat ini dengan senyuman tipisnya itu.

"Sudahlah, aku pergi dulu." Laki-laki itu berkata sembari berjalan pergi sedikit menjauh dari Ametsa yang saat ini sedang menatap kepergiannya itu, tetapi tidak lama kemudian Daniel kembali menoleh ke belakang dan berkata, "Ametsa, jaga dirimu baik-baik."

Setelah itu Daniel langsung pergi tanpa menoleh kembali ke belakang sehingga kini Ametsa merasa bahwa ucapan yang baru saja dikatakannya itu seperti bukanlah sesuatu yang biasa. Entah itu hanya perasaannya saja atau bukan, ia pun tidak mengetahuinya.

Sebelum memasuki Rumah besarnya itu, Ametsa sempat terdiam sejenak memandangi tempat tinggalnya ini yang memang cukup besar dan hanya dihuni oleh seorang diri membuatnya langsung menghela nafas.

"Apa aku benar-benar terlihat malang?" gumam gadis itu dengan wajah yang ditekuk. "Padahal aku baik-baik saja selama ini. Hanya saja ... aku merasa kesepian."

Barulah setelah itu Ametsa benar-benar memasuki Rumahnya untuk segera membersihkan diri dan mengganti pakaiannya dengan setelan tidur. Ia benar-benar sangat merasa bahwa dirinya butuh istirahat yang panjang sehingga kini gadis itu langsung menuju ke kamar mandi.

Posisinya yang sedang berendam di bathup dengan kedua mata yang terpejam membuat Ametsa merasakan kantuk mulai menyerangnya.

"Ametsa."

Suara panggilan itu lagi membuat gadis tersebut tanpa pikir panjang langsung terbangun dan mendapati dirinya yang sedang berada di tempat lain seperti biasanya.

"Tunggu, aku berada dimana?!" tanya Ametsa kepada dirinya sendiri. "K-kenapa rasanya tubuhku menggigil? Sebenarnya aku dimana?"

Deg.

Tiba-tiba saja Ametsa teringat bahwa ia tertidur di bathup dengan posisi yang sedang berendam membuat dirinya menghela nafas seketika.

"Aku harus kembali," lanjutnya lagi.

Akan tetapi saat hendak meninggalkan mimpi ini, tiba-tiba saja sebuah tarikan pada lengannya membuat Ametsa langsung menghentikan langkah. Detak jantungnya kini berdegup dengan begitu kencang sehingga membuat gadis itu merasa kedua pipinya memanas sekarang.

"Tunggu," ujar seseorang di belakangnya. "Apa kamu akan semudah itu pergi kembali meninggalkanku?"

"Kamu siapa?" tanya Ametsa berpura-pura tidak mengetahuinya. "Aku bahkan tidak bisa melihat wajahmu. Kamu hanyalah lelaki bertopeng yang tidak bisa ku ketahui wajah aslimu."

Benar, kemarin malam ia baru bisa bertemu dengan sosok tersebut dikarenakan laki-laki itu yang akhirnya mau menampakkan diri tetapi tidak dengan rupa aslinya membuat dirinya merasa kesal.

"Aku hanya ... tidak percaya diri."

Ametsa yang mendengarnya pun langsung diam terpaku setelah akhirnya mengetahui jawaban dari pertanyaannya sejak kemarin malam yang begitu membuatnya kebingungan selama semalaman penuh. Gadis itu benar-benar tidak mengerti, kenapa laki-laki setampan dia bisa memiliki ketidakpercayaan diri?

Padahal jika dilihat dengan seksama, postur tubuhnya sangatlah ideal dan sudah pasti merupakan idaman para perempuan jika laki-laki itu berada di dunia yang nyata.

"Padahal kamu sangatlah tampan, bahkan tubuhmu indah dan sudah pasti akan memiliki banyak penggemar jika kamu berada di duniaku."

Kening dari laki-laki itu langsung berkerut setelah mendengar sebuah pengakuan dari Ametsa. "Dari mana kamu tahu kalau aku sangatlah tampan? Bahkan aku belum memperlihatkan wajahku padamu, Ametsa. Tunggu, kamu bilang tubuhku indah? Apa kamu sudah melihat semuanya?"

Bagai dihantam ribuan batu besar, saat ini Ametsa benar-benar merasa malu bahwa laki-laki yang berada di belakangnya saat ini baru saja mempertegas ucapannya sehingga gadis itu menyesal telah mengatakannya.

"Maafkan aku," ujar Ametsa dengan kepala yang menunduk. "Aku hanya mengikuti firasatku saja. Tidak seharusnya aku berkata seperti itu kepadamu, jadi maafkan aku."

"Firasat?" ulang laki-laki itu yang langsung diangguki oleh Ametsa.

Tidak lama kemudian pandangannya berubah mendadak khawatir ketika melihat wajah gadis di hadapannya saat ini yang semakin terlihat pucat dengan kedua tangan yang menyilang menutupi tubuhnya karena kedinginan.

"Kembalilah," lanjutnya. "Aku tidak ingin kamu seperti ini karenaku."

Deg.

Ametsa yang mendengarnya pun langsung merasa bersalah karena harus datang dengan dirinya yang sedang seperti ini membuat ia menghela nafas.

"Kamu harus segera kembali, Ametsa. Karena jika tidak, kamu akan terjebak di duniaku ini untuk selama-lamanya."

Gadis itu pun mengangguk mengerti dengan wajah yang sudah semakin pucat serta nafas yang menjadi lebih berat membuatnya khawatir akan terjadi sesuatu kepada dirinya.

"K-kenapa aku sulit bernafas?!" tanya Ametsa dengan raut wajah yang begitu terlihat ketakutan. "Apa aku akan ... mati?"

Kedua manik mata dari laki-laki itu langsung membelalak setelah mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh seseorang yang berada di hadapannya saat ini.

"Tidak! Itu tak akan terjadi," ujarnya kepada Ametsa. "Aku tidak ingin kamu berada di sini."

Laki-laki itu saat ini benar-benar merasa khawatir, apa yang harus ia lakukan sekarang agar gadis di hadapannya dirinya bisa kembali ke dunia asalnya.

"Hey, k-kamu tidak bisa membantuku, 'kan?" tanya Ametsa yang sudah seperti tidak tahan lagi. "Aku juga tidak bisa kembali karena aku tertidur bukan di tempat tidurku."

Deg.

Perkataan dari Ametsa membuat laki-laki itu terkejut dengan kedua mata yang membelalak, ia pikir gadis itu memang benar-benar sudah tertidur ditempatnya sehingga dirinya bisa menemukannya berada di dunianya ini.

"Apa?!" ujarnya terkejut. "Jadi kamu dimana?!"

"Aku tertidur ketika sedang berendam," jawab Ametsa dengan wajah yang sudah begitu pucat hampir tidak berdaya.

Jika benar begitu, maka itu artinya tubuh Ametsa saat ini sedang tenggelam sehingga tidak ada pilihan lain selain menggunakan kekuatannya di hadapan gadis tersebut.

Dengan cepat laki-laki itu langsung memeluknya sembari memejamkan mata dengan bibir yang bergerak seperti membacakan sebuah mantra agar Ametsa bisa kembali ke tempatnya semula. Akan tetapi, lain halnya dengan gadis tersebut yang saat ini sedang berusaha mengontrol detak jantungnya yang berdegup kencang karena perlakuan dari seseorang yang berada di hadapannya saat ini.

"AMETSA!!!" ujar seseorang dengan kekhawatirannya yang begitu luar biasa. "AMETSA BANGUNLAH! APA KAMU TIDAK MENDENGARKU?! AMETSA, AYO CEPAT SADAR!!!"

Seorang laki-laki saat ini sedang berusaha membangunkan Ametsa yang sepertinya jatuh pingsan. Ia menemukan gadis tersebut dalam kondisi tidak sadarkan diri di bathup membuat dirinya tanpa pikir panjang langsung mengangkatnya dan membawa Ametsa keluar kamar mandi untuk memindahkannya ke atas tempat tidur.