Setelah puas mengagumi dekor serta design kamar utama istana ini, Richard kembali menggandengnya dan menuntun Anxia menaiki tangga berputar menuju ke atas.
Semakin ke atas kaki mereka melangkah, lingkungan disekitar mereka menjadi gelap membuat Anxia gelisah.
Barulah setelah langkah kaki mereka hampir tiba di atas, Anxia mulai melihat cahaya yang bersinar dari lampu penerangan di atas.
Begitu Anxia keluar dari lubang silinder yang tampak seperti terowongan, sepasang mata hitamnya bersinar-sinar melihat pemandangan yang disuguhkan dihadapannya.
Dia bisa melihat laut di sebelah kirinya sementara di sebelah kanannya dia bisa melihat gunung. Di hadapannya merupakan pelataran belakang istana ini dimana ada taman bunga dan dibelakangnya lagi adalah tempat pendaratan sebuah helikopter.
Anxia mendongakkan kepalanya ke atas melihat langit dan dia bisa melihat ratusan bahkan mungkin ribuan bintang berkelap-kelip di langit gelap.