Chereads / Awas, Papa! Mama Mau Membunuhmu!! / Chapter 36 - Bag 35 Berkeliling Naik Perahu

Chapter 36 - Bag 35 Berkeliling Naik Perahu

Pagi itu Lori tidak berhenti tersenyum lebar begitu dia naik ke perahu kobalt dan akan mengelilingi kota ini mengikuti jalur kanal kota ini. Apalagi dia akan menghabiskan waktu bersama dengan kedua orangtuanya sungguh membuatnya sangat bahagia.

Akhirnya dia bisa berbangga dan dengan penuh percaya diri mengatakan pada seluruh dunia bahwa dia juga memiliki orangtua yang lengkap dan sangat menyayangi dirinya.

Ya, memang benar dia tahu betul baik Richard serta Anxia sangat menyayangi dirinya. Tapi dia juga sangat tahu ibunya sangat tidak menyukai ayahnya. Lori tidak tahu alasannya.

Kalau seandainya Richard bukanlah ayah kandungnya, Lori tidak akan memaksakan kehendaknya dan akan membiarkan ibunya menjauhi Richard. Tapi semenjak dia mengetahui Richard adalah ayah kandungnya, Lori sudah memantapkan keputusannya.

Dia akan berusaha sekuat tenaga untuk membuat keduanya saling jatuh cinta menjadi sepasang suami istri seperti opa Stanley dan oma Meisya. Lagipula, dulu mereka pasti saling jatuh cinta, kalau tidak, dia tidak mungkin lahir kan?

Sayangnya, Lori sama sekali tidak tahu, kalau sebenarnya dia lahir kedunia ini karena ibunya yang menjebak ayahnya hanya untuk balas dendam saja. Jadi sama sekali tidak ada cinta diantara keduanya.

Karena dia berpikir dulu ayah serta ibunya merupakan kekasih, Lori merencanakan berbagai macam hal yang bisa menyulutkan jalinan kasih diantara keduanya.

"Wah, mama lihat! Ada bebek di tepi sana!" seru Lori sambil menggoyangkan tangan Anxia untuk menarik perhatiannya.

"Mana? Ah, benar. Kau masih ingat seperti apa suara bebek?"

"Tentu saja! Kwek, kwek, kwek." Lori menirukan suara bebek sambil berjalan di tempat dengan menggoyangkan pinggulnya seolah dirinya adalah bebek yang tengah berenang diatas permukaan air.

Richard yang sedang menyetir perahunya melirik kesekilas kearah putrinya yang melakukan gerakan lucu. Dia mengaktifkan program digital milliknya dan menyuruhnya menjalankan perahu kanal mereka.

Stanley Calvin, ayahnya bukan hanyalah hacker biasa, tapi juga merupakan creator assistant digital helper. Di masa-masa muda ayahnya, beliau telah membuat empat program digital kesayangannya yang diberi nama Audrey, Eleanor, Rossie serta Selenka.

Masing-masing memiliki tugas serta karakter yang berbeda. Eleanor serta Audrey sanggup meretas namun dengan level yang berbeda. Eleanor hanya sebatas meretas kamera perumahan atau jalanan biasa, sementara Audrey bisa meretas computer negara hingga ke satelit di luar angkasa.

Rossie merupakan penjaga rumah yang mengendalikan system computer didalam rumah. Kalau dulu Rossie hanya bisa menjaga satu rumah saja, kini ayahnya telah mengupgradenya sehingga Rossie bisa menjaga lebih dari dua rumah sekaligus.

Termasuk salah satu vila mereka yang berada di Frankfurt. Richard telah menyuruh Rossie untuk mengunci rumah begitu Anxia menginjakkan kaki ke dalam vilanya. Itu sebabnya, Anxia tidak bisa kabur ataupun melarikan diri saat menyadari misinya untuk membawa putrinya diam-diam telah gagal.

Jendela serta pintu telah dikunci dan jalan keluar apapun telah ditutup rapat oleh Rossie sehingga Anxia tidak akan bisa pergi melarikan diri.

Sedangkan Selenka, dia hanyalah program digital sebagai penghibur saja. Disaat ada yang sedih, Selenka menghiburnya dengan karakternya yang ceria. Selenka juga memiliki karakter jahil seperti ayahnya yang selalu bisa meningkatkan suasana ceria serta hangat keluarganya.

Terlebih dari itu semua Stanley berhasil menciptakan program terbaik dari yang terbaik. Program tersebut bernama Tiffany yang bisa meretas dalam skala besar dan tanpa ketahuan. Ditambah lagi Tiffany juga memiliki pertahanan yang tinggi sehingga tidak akan ada yang menyadari keberadaannya.

Waktu itu ayahnya memberikan program Tiffany pada Bibi Katie untuk melindungi wanita itu dari mara bahaya. Tapi setelah itu program tersebut hancur dikala detak jantung Katie berhenti untuk beberapa saat.

Program Tiffany memang dirancang hanya bisa memiliki satu master saja. Dan begitu masternya meninggal dunia, Tiffany akan mengaktifkan self-destruction – penghancuran diri. Dengan begitu, segala informasi yang disimpannya melalui pengalaman kehidupan Katie, tidak akan bocor keluar.

Beberapa tahun kemudian semenjak hancurnya Tiffany, ayahnya mencoba menciptakan Tiffany yang lain. Kali ini dia menambahkan visual serta kacamata yang tersambung dengan Tiffany kedua. Lagi-lagi Stanley tidak menggunakannya untuk kepentingannya sendiri tapi memberikannya pada Diego karena waktu itu Diego memang sangat membutuhkannya.

Baru beberapa tahun lalu Stanley selesai menciptakan Tiffany ketiga, dan kali ini, Stanley tidak memberikannya pada siapa-siapa. Tampaknya ayahnya belum menemukan seseorang yang layak untuk mendapatkan perlindungan serta informasi tanpa batas dari Tiffany.

Semenjak ketiga anak Stanley beranjak dewasa, Stanley memberikan Eleanor pada Richard sementara Raymond mendapatkan Audrey. Ayahnya tahu betul Richard tidak membutuhkan Audrey, karena dia lebih bisa menjaga dirinya bila berhubungan dengan cyberwar dibandingkan Raymond. Itu sebabnya Stanley mewariskan Audrey pada Raymond.

Sementara Harmonie, Stanley sendiri yang melindungi adik bungsunya sebelum akhirnya akan mempercayakan perlindungan gadis itu pada suaminya kelak.

Setelah memastikan Eleanor mengambil alih kemudi boat mereka, Richard berjalan kebelakang menghampiri istri serta putrinya. Lagipula, kecepatan boat mereka sangat pelan agar kedua pribadi yang disayanginya ini bisa melihat pemandangan disekitar.

Richard berpura-pura tidak tahu ataupun peduli saat tubuh Anxia menegang begitu dia duduk disebelahnya. Dia membuka sebelah tangannya ke belakang punggung Anxia seolah hendak merangkul istrinya.

Menyadari pergerakan suaminya yang hendak mengambil kesempatan darinya, Anxia bergerak maju tanpa kentara membuat Richard tersenyum miring.

Richard bergeser mendekat seolah ingin lebih dekat dengan putrinya yang sedang berdiri sambil berpegangan disisi pinggiran boat untuk melihat bunga-bunga yang bermekaran. Padahal sebenarnya, dia ingin berdekat-dekatan dengan istrinya dan dia mendesah puas saat menghirup aroma istrinya yang begitu memabukkan.

"Lori, apakah kau menyukainya?" Richard mengangkat tangan kirinya untuk mengelus putrinya sehingga kini posisinya seolah memeluk Anxia.

Dia sengaja melakukannya karena Anxia hendak bangkit berdiri untuk pindah tempat duduk. Namun Richard menahannya terlebih dulu dengan bersikap seolah ingin memanjakan Lori kecil.

Kini Anxia benar-benar terjebak tanpa bisa kabur lagi. Pada bagian kanannya sudah tidak ada tempat untuk menjauh lagi karena posisi duduknya sudah yang paling ujung perahu. Sementara disebelah kirinya merupakan tubuh pria brengsek yang menempel ke tubuhnya. Tangan kanan Richard berada di belakang punggungnya sambil menyandarkan telapak tangannya di pinggiran perahu sementara tangan kirinya melewati tubuh depannya untuk mengelus kepala Lori.

Anxia menggigit bibir dengan frustrasi untuk menahan segala emosinya saat ini. Kalau seandainya saja putrinya tidak ada bersama mereka, sudah pasti Anxia akan menghajar pria ini, bila perlu membuang pria ini ke kanal ini lalu meninggalkannya pergi dengan mengemudikan perahu secepat mungkin tanpa menoleh kebelakang.

"Aku sangat menyukainya papa. Mama juga kan?" Lori sengaja mengalihkan pertanyaannya pada ibunya karena tahu ibunya langsung diam seribu bahasa begitu ayahnya duduk menghampiri mereka.

Dia bisa melihat usaha ayahnya yang ingin membuka hati ibunya, dan Lori lebih dari senang untuk membantu ayahnya.

Untung saja Anxia tidak mengetahui pikiran cerdas putrinya, kalau tidak, mungkin dia akan menangis dalam hati sekeras-kerasnya atas 'kedurhakaan' putrinya.