"Mama, apakah aku boleh bertanya sesuatu?"
"Tentu saja." dengan lihainya, Anxia mendengarkan pertanyaan putranya disaat bersamaan mendengarkan langkah kaki seseorang di luar sana.
"Bagaimana perasaan mama saat mengetahui aku adalah anakmu?"
Anxia mengerjap beberapa kali mendengar pertanyaan tak terduga dari putranya.
"Aku sangat terkejut, disaat bersamaan aku merasa bodoh. Bagaimana mungkin aku tidak menyadari aku mengandung anak kembar dan membiarkan orang lain mengambilmu? Aku merasa bodoh sekali."
"Mama tidak bodoh. Setidaknya aku sering mendengar nenek memperingati pegawainya untuk berhati-hati dengan mama. Nenek bilang mama sangat pintar sehingga tidak akan mudah tertipu."
Sebuah senyuman miring menghiasi wajah Anxia mendengar penjelasan putranya.
Bug!
Detik berikutnya senyumannya menghilang saat mendengar suara pukulan dari arah luar membuatnya secara refleks menatap ke arah balkon kamar.
"Mama? Ada a…"
"Ssst." potong Anxia sambil mendekap mulut putranya secara halus.