Flashback kembali pada Richard yang pulang dari hotel Crown Plaza bersama Lori…
Richard menggendong putrinya keluar dari mobil begitu tiba di vilanya. Begitu Richard menurunkan putrinya, Moni serta Meli langsung menyambut Lori yang kini kembali ceria.
Dia mendesah lega melihat keceriaan putrinya yang sudah kembali seperti sedia kala. Richard sempat bingung saat putrinya menjadi diam seribu bahasa selama perjalanan pulang membuatnya semakin penasaran apa yang sudah diucapkan oleh wanita tadi pada putrinya.
"Moni, temani dia bermain ya selagi aku bekerja."
"Ah? Bukannya kakak sedang libur?"
"Iya, tapi ada urusan mendadak yang harus kutangani."
"Baiklah. Tenang saja, kami pasti akan mengurusnya dengan baik."
Richard masuk ke dalam kamarnya dan langsung berkutat pada laptopnya. Dengan keahliannya, tidak membutuhkan waktu lama untuk mencari informasi mengenai Qiao Anxia.
Sayangnya, informasi yang didapatinya tidak begitu penting seolah ada orang yang menyembunyikan latar belakang perempuan itu dengan sengaja.
Informasi yang ia temukan hanyalah data perempuan itu saat masih kecil. Kedua orangtuanya telah meninggal. Yang satu meninggal di dalam penjara, sementara yang satu meninggal di rumah sakit jiwa.
Richard mengusap dagunya beberapa kali sambil merenung informasi ini dengan serius. Instingnya mengatakan kematian kedua orangtua perempuan itu tidak sesimple kelihatannya.
Kemudian Richard mengubah target pencariannya. Kali ini dia menyelidiki latar belakang kedua orangtua Anxia. Ayahnya bernama Qiao Yu Hue bekerja di sebuah perusahaan milik direktur Wong.
Direktu Wong? Perusahaan yang sudah bangkrut itu? Bukankah Michele, saudara iparnya merupakan putri tunggal dari direktur Wong?
Richard membaca lagi data yang lain dan kali ini dia menemukan fakta yang mengejutkan. Sepertinya direktur Wong menjadikan Zhao Yu Hue kambing hitam mengenai penggelapan dana dan bekerja sama dengan mafia triad Hongkong.
Semua bukti yang seharusnya terarah pada Wong malah tertuju pada Yu Hue sehingga pria malang itu masuk penjara dan diberi hukuman seumur hidup. Namun tidak sampai satu tahun dipenjara, pria itu malah ditemukan tak bernyawa didalam kamarnya. Ada yang mengatakan bahwa pria itu mati karena bunuh diri tapi detektif setempat menduga ada seseorang dari pihak dalam yang sengaja membunuh pria itu dan membuatnya seperti bunuh diri.
Sementara ibunya, Lorensha Liu merasa tertekan dan tiba-tiba menjadi gila dengan mencakar semua direksi yang hadir dalam rapat pemegang saham. Karena kejadian itulah, direktur Wong memasukkan Loraine ke rumah sakit jiwa sementara Anxia kecil sendirian didalam rumahnya tanpa tahu apa-apa.
Lorensha? Apakah Anxia menamakan putri mereka berdasarkan ibu kandung perempuan itu?
Richard meneruskan membaca data yang ia temukan.
Beberapa tahun kemudian, Lorensha Liu dikabarkan meninggal di rumah sakit. Anehnya tidak ada acara pemakaman karena mayatnya menghilang tiba-tiba dari ruang penyimpanan jasad.
Sekali lagi Richard mengusap dagunya yang lancip dengan tatapan serius.
Qiao Anxia, kenapa kondisi keluargamu rumit sekali? Tanyanya dalam hati.
Richard mulai menggerakkan kesepuluh jarinya di atas jarinya memutuskan untuk meretas ke organisasi gelap yang dicurigainya berhubungan dengan Qiao Anxia.
Dan bingo! Dia menemukan beberapa video dimana pimpinan Luen Group mengajak Anxia kecil berbicara. Di video lainnya dia melihat Anxia kecil yang mendapatkan pelatihan keras serta penyiksaan bila anak itu gagal melakukan sebuah misi membuat kening Richard mengernyit.
Dengan cepat dia mencari video rekaman lainnya yang masih menunjukkan pelatihan serta penyiksaan lainnya.
Richard ingat, malam itu, malam dimana dia diberi aphrodisiac dan melakukan seks dengan perempuan itu. Walaupun tubuhnya dipenuhi dengan nafsu dan pikirannya sulit untuk berpikir jernih, dia masih bisa melihat dengan jelas. Ada banyak bekas luka tertoreh pada punggung gadis itu. Beberapa ada yang sudah pudar, namun ada juga yang masih terlihat dengan jelas.
Sebenarnya, seperti apa perasaan gadis itu saat mengalami semua pelatihan itu seorang diri? Gadis itu pasti kesepian dan menderita karena tumbuh tanpa kasih orangtua dan malah dipenuhi dengan kekerasan serta berlumuran darah.
Tanpa disadarinya, Richard membulatkan keputusannya. Dia memutuskan untuk menarik keluar perempuan itu dari dunia kelam itu dan membawanya ke dalam dunianya yang penuh dengan kehangatan serta kebahagiaan.
Richard sama sekali tidak tahu bahwa dia telah jatuh cinta dengan Anxia dan ingin membahagiakannya. Dia berpikir perasaannya terhadap Anxia hanyalah nafsunya saja, tapi kini dia merasa kasihan dan ingin memberikan dunia yang lebih baik bagi perempuan itu.
Tit. Tit. Tit. Tiba-tiba sebuah suara peringatan terdengar dari arah kotak hitam miliknya.
"Tuan, seseorang berusaha menyusup masuk." sebuah suara dari asisten digitalnya memberi peringatan.
Dengan tanggap Richard segera keluar dari sekuriti targetnya sambil memperkuat pertahanan sekuritinya sendiri. Untung saja asisten digitalnya memberinya peringatan tepat waktu sehingga dia bisa sigap memutuskan sinyal dan tidak terlacak.
Sayang sekali, padahal dia ingin mencari sesuatu yang bisa dijadikannya senjata kuat untuk membujuk Anxia keluar. Dia juga ingin mencari kelemahan Master Yu yang merupakan salah satu pemimpin triad Luen grup agar bisa melepaskan Anxia tanpa dendam.
Tapi dia terlalu terhanyut akan perasaan simpatinya mengetahui kehidupan wanita itu sehingga dia tidak sempat mencari informasi kritikal. Akhirnya dia memutuskan menghubungi kenalannya yang terbiasa memasuki dunia bawah untuk mencari tahu lebih mengenai hubungan Qiao Anxia dengan master Yu.
Sambil menunggu informasi, Richard keluar kamar setelah memastikan targetnya tidak akan bisa melacak alamat ip lokasi komputernya.
Disana dia melihat putrinya sedang tertawa karena digelitik oleh Meli sambil diciumi wajahnya. Melihat adegan ini membuat hatinya terasa penuh. Ternyata seperti ini rasanya memiliki seorang anak dan melihat tawa cerah dari darah dagingnya.
Sekitar jam satu siang Richard mengajak Lori untuk tidur siang mengingat jam tidur siang anak ini sekitar jam itu.
Namun sebelum membiarkan putrinya tertidur, Richard mencoba membujuk putrinya untuk mengatakan apa yang diucapkan wanita asing yang bertemu dengan mereka di hotel tadi pagi.
Dengan ragu-ragu Lori mengartikan kalimat yang dikatakan Ling Meng sebelumnya.
"Mama akan datang menjemputku malam ini."
"Benarkah? Kenapa kau tampak tidak senang?"
"Saat mama bilang akan menjemputku, itu berarti mama akan melakukan sesuatu pada papa. Mama datang tidak hanya menjemputku, tapi juga akan menghajar papa."
Richard Calvin tercengang mendengar kata 'menghajar' dari putri kecilnya yang baru saja menginjak usia tiga tahun. Sebenarnya apa saja sih yang sudah diajarkan ibu dari anaknya selama tiga tahun ini?
Dia akan mengingatkan dirinya untuk mengubah cara didikan wanita itu pada putrinya yang masih polos ini.
Jangan sampai putri kecilnya bagaikan malaikat yang murni ini meniru ibunya yang terjerumus masuk ke dunia hitam yang dipenuhi dengan kekerasan.
Richard ingin putrinya tumbuh dan hidup bagaikan seorang putri seperti ibunya. Dia akan membuat kehidupannya hidup dipenuhi dengan tawa dan sukacita.
Itulah keputusan Richard saat itu.