Jika seandainya saat ini dia dalam kondisi prima dan tidak sedang terluka, Anxia sudah pasti akan bergerak untuk menghajar pria itu yang sudah terkenal dengan kemampuannya dalam menembak.
Untungnya, Anxia masih bisa berpikir jernih dan bisa melihat, selain senjata api panjang yang terikat di belakang punggung pria itu, Xuemin membawa senapan api berukuran kecil di balik mantel hitamnya yang panjang.
Sebelum Anxia sempat menyentuh dan melayangkan pukulannya ke arah Xuemin, pria itu sudah pasti akan menembaknya terlebih dulu. Karena itu Anxia memutuskan untuk berdiam diri dan tidak bergerak menyerangnya.
"Kau tidak perlu mencampuri urusanku. Ini adalah dendam pribadiku dengannya dan kau tidak memiliki hak untuk ikut campur."
Xuemin mendengus sarkas mendengarnya, namun tidak membantah.
"Qiao Qiao, saat ini kau sedang terluka. Bukankah sudah saatnya kau kembali pada suamimu yang kaya itu?"
Kening Anxia mengernyit tidak suka saat mendengar nada suara menghina dari pria itu.