Anxia serta Richard masih mengulum bibir pasangan mereka dengan begitu mesra seakan dunia serta waktu adalah milik mereka. Mereka sama sekali tidak memperdulikan wanita yang diikat terbalik dengan luka-luka merah akibat goresan tipis dari lemparan pisau Anxia yang ahli.
Richard sungguh menikmati momen dimana istrinya merasa cemburu yang ingin mengklaimnya dihadapan Quinn bahwa Richard adalah miliknya. Gadis itu memang masih belum mengatakan cinta padanya. Dia mengaku dia tidak tahu apa itu cinta.
Tapi melihatnya yang cemburu dan posesif terhadap dirinya, bukankah itu berarti istrinya mulai mencintainya?
Tentu saja Richard menerimanya dengan senang hati dan memperlihatkan Quinn bahwa dia tidak akan berpindah ke wanita lain. Hati, pikiran serta tubuhnya, bahkan spermanya sekalipun hanya untuk Anxia seorang.