Anxia menyadari tatapan suaminya mulai mengerling kesegala arah menghindarinya. Mau tidak mau dia merasa curiga dengan suaminya.
Apakah mungkin pria itu sempat memiliki perasaan pada wanita cantik itu?
Yah, melihat wanita secantik itu, pria mana yang tidak akan jatuh hati? Richard pasti tidak ada bedanya dengan pria lainnya. Richard pasti pernah menaruh hati gadis cantik itu.
Tiba-tiba saja Anxia menjadi tidak percaya diri terhadap dirinya sendiri. Disaat dia mendengar pengakuan Richard betapa besarnya pria itu memuja tubuhnya dan mencintainya, Anxia merasa dirinya merupakan perempuan yang cantik dan sempurna.
Tapi kini…
"Lupakan saja." Anxia merasa takut untuk mendengarkan jawabannya. Dia tidak ingin mendengar dengan telinganya sendiri kalau suaminya pernah menyukai gadis lain.
"Baiklah. Lupakan saja. Tanyakan saja yang lain."
Anxia semakin merasa kesal karena tampaknya suaminya ini malah lebih bersemangat karena dia memutuskan untuk tidak menuntut jawaban atas pertanyaannya.