13 Juli 2020
Setelah berjalan di koridor sekolah dirinya pun mulai kebingungan dengan ruang kepala sekolah yang ingin dia tuju. Dia melihat ke segala arah, tetapi tidak ada tanda-tanda bahwa ruang kepala sekolah sudah dekat. Akhirnya dia memutuskan untuk bertanya kepada salah seorang murid disana. Tepat di samping loker ada seorang anak laki-laki bertubuh semampai sedang bengong melihat dirinya, tanpa basa-basi Joy pun langsung menghampiri anak laki-laki tersebut.
"Hai, nama gue Joy, bisa tolong tunjukin arah ke ruang kepala sekolah gak?" tanya Joy dengan penuh semangat ke siswa tersebut.
Mungkin karena terkejut siswa laki-laki tersebut masih melongo ke arah Joy yang menghampirinya.
"Hai, lo tau ruangan kepala sekolah gak?" sekali lagi joy bertanya sambil melambai-lambaikan tangannya di depan muka siswa laki-laki tersebut.
Karena sudah tersadar siswa tersebut pen langsung gelagapan saat menjawab pertanyaan Joy.
"Oh...oh tau kok tau." Jawab siswa tersebut.
"Bisa tolong anterin gue kesana gak ya?" tanya Joy kembali.
"Ehm....em bisa kok bisa, ayok." Jawab siswa tersebut dengan semangat 45 nya.
Akhirnya siswa tersebut pun langsung mengantar Joy ke ruang kepala sekolah yang tidak jauh jaraknya dari tempat mereka bertemu tadi. Sesampainya di depan pintu ruang kepala sekolah Joy pun langsung mengucapkan terima kasih kepada siswa yang belum dia ketahui namanya tersebut. Siswa tersebut pun membalas permintaan terima kasih Joy dengan mengangguk dan mulai berjalan menjauhi Joy untuk kembali ke kelasnya kembali.
Tok tok tok
"Masuk."
"Permisi, Pak Sandrika." Ucap Joy saat memasuki ruangan kepala sekolah.
"Oh Joy, silahkan duduk Joy." Ucap Pak Sandrika saat melihat Joy yang masuk ke ruangan kerjanya.
"Baik pak, terima kasih."
"Kamu Joy anak Pak Danny dan Ibu Iren kan?" tanya Pak Sandrika untuk meyakinkan rasa penasarannya.
"Benar pak." Jawab Joy tanpa ragu.
"Ok baik, mari saya antar ke kelas kamu." Ajak Pak Sandrika.
Setelah berbicang-bincang sedikit Pak Sandrika pun mulai melangkah dikoridor yang sepi karena sedang dalam jam pelajaran dan diikuti langkah Joy di belakangnya. Tak lama, tibalah Pak Sandrika dan Joy di depan pintu kelas XII A IPA. Tanpa berlama-lama Pak Sandrika langsung mengetuk pintu kelas XII A IPA, sedangkan Joy menunggu diluar sampai dipanggil oleh Pak Sandrika.
"Selamat pagi anak-anak yang saya kasihi sekalian, hari ini saya akan memperkenalkan teman baru kalian." Kata Pak Sandrika.
"Silahkan masuk Joy." Lanjutnya.
Dengan langkah tegas Joy pun memasuki kelas barunya tersebut. Entah angin dari mana datangnya, saat Joy mulai melangkahkan kaki nya ke kelas banyak sekali angin menyerbunya sehingga rambutnya yang terurai itu berterbangan seolah-olah dirinya sedang membintangi syuting iklan shampoo. Setelah berada disamping Pak Sandrika Joy pun mulai menatap kelas yang cukup lebar tersebut dari ujung kanan hingga ujung kiri, dan barulah Joy memperkenalkan dirinya.
"Hai, nama gue Joy Deolina Queta panggil aja Joy, gue pindahan dari SMA Angkasa Bandung, semoga kita bisa berteman dengan baik." Jelasnya.
"Hai, Joy." Sorak seluruh murid di kelas itu kecuali seorang anak laki-laki di barisan ketiga paling belakang.
"Joy, kamu duduk di samping Mario ya." Ucap Bu Jesie
"Baik b-" belum sempat Joy menyetujui ucapan Bu Jesie, Leo Zayn Xander pun langsung memotong pembicaraannya. "Gak bisa buk, saya mau duduk samping Mario buat sementara, Joy duduk samping Joseph dulu." Jelas Leo. "Gimana Joy, apa kamu mau?" tanya Ibu Jesie kepada Joy. "Iya gak apa-apa kok buk." Ucap Joy.
Tanpa berlama-lama Leo pun langsung pindah tempat duduk di samping Mario. Setelah melihat Leo pindah Joy pun berjalan menuju tempat duduknya yaitu di samping primadona sekolah yaitu Joseph Deon Kaili. Sesekali anak-anak laki-laki dan perempuan melaimbaikan tangan mereka untuk memberi salam kepada Joy, Joy pun membalas lambaian tersebut dengan senyuman yang membuat hati para laki-laki ditempat itu langsung ingin pindah tempat.
"Hai." Ucap Joy.
Tak bergeming sama sekali, Joseph yang biasa dipanggil Jo itupun menyibukan dirinya dengan bermain handphone miliknya.
Setelah duduk dan merapikan sedikit rambutnya yang agak berantakan tadi, Joy pun langsung memulai aktivitasnya yaitu belajar. Tiba saatnya untuk mencatat, Joy pun mengeluarkan catatannya dan pulpen berwarna kuning dengan tulisan Minion. Berhubung Joy kidal jadi Joy menulis catatan dibuku nya dengan tangan kiri, sedangakan Jo menulis dengan tangan kanan, dan itulah yang paling Joy takutkan kalau menulis dengan tangan kirinya itu akan mengganggu orang lain.
Karena merasa mengganggu Jo yang sedang menulis dengan tangan kanannya, karena sedari tadi tangan Jo dan Joy bergesekan dan membuat Joy risih. Tanpa berpikir panjang Joy pun menggeser kursinya ke arah kanan agar dirinya sedikit lebih jauh dengan Jo. Tapi aneh! Tiba-tiba Jo melihat ke arah Joy dan menatapnya, tak lama dia bertanya kepada Joy.
"Kenapa geser?" tanya Jo yang membuat teman belakang dan depannya menengok ke arah mereka berdua.
"Gw gak enak, ganggu lo lagi nulis karena gw kidal." Jelas Joy yang cukup takut karena di tatap seperti seorang berdosa.
Tanpa berkata apapun Jo langsung menarik bawah kursi Joy yang membuat jarak mereka tidak jauh lagi.
"Guasah jauh-jauh, gw nyaman." Ucap Jo yang membuat Joy menjadi deg-deg an tidak karuan.
"Iii-ya," balas Joy yang gemetaran.
Sambil senyum tipis, Jo pun langsung melanjutkan menulis catatannya.
"Itu Jo gak sakit?"
"Kayaknya bro."
"Wah, ada yang gak beres."
"Apanya?"
"Otak lu."