Chereads / COUPLE JO / Chapter 3 - 02- Tugas

Chapter 3 - 02- Tugas

Kringgg

Bel berbunyi, menandakan bahwa jam pelajaran pertama sudah selesai.

"Baik anak-anak, jangan lupa menyelesaikan tugasnya." Perintah Bu Jesie.

"Baik Bu Jesie." Jawab seluruh murid.

Setalah memberi perintah kepada anak-anak, Ibu Jesie pun meninggalkan kelas itu. Seketika kelas pun kembali menjadi 'kelas pasar'. Tiba-tiba segerombol siswa perempuan datang menghampiri Joy, dan langsung mengajaknya berkenalan.

"Hai Joy, kenalin nama gue Mika."

"Hai Joy, kenalin nama gue Dea."

"Hai Joy, kenalin nama gue Lisa."

"Hai Joy, kenalin nama gue Arin."

Mereka memperkenalkan nama mereka masing-masing. Untuk yang bertanya siapa mereka sebenaranya? Jawabnnya adalah mereka adalah geng perempuan populer kelas 11 di SMA Anak Bangsa. Sebuah kebanggan jika anak yang baru masuk seperti Joy bisa masuk di geng mereka. Setelah mereka semua memperkenalkan nama mereka masing-masing barulah Joy memperkenalkan namanya.

"Hai semua, semoga kita berteman ya." Ucap Joy.

"Nah itu Joy, kita mau ajak lo masuk di geng kita." Jelas Dea.

"Gimana? Lo mau kan?" tanya Lisa.

"Hah? Oh mau aja kok, kalian baik kok jadi gue fine aja." Ucap Joy menyetujui ajakan Dea dan Lisa.

"YEAYYYYYY." Teriak semua anggota geng mereka, karena senang mendengar jawaban Joy.

"Yaudah gue pindah ke sampingnya Mario aja, biar dududuknya deket sama kalian deh." Ucap Joy.

"Heh, lo mau kemana?" tanya Jo yang membuat orang-orang di dekatnya bingung.

"Lo mau ingkar janji sama kakak lo?" lanjut Jo.

"Lo gak inget apa yang lo kasih ke gue?" Lanjut Jo semakin detail.

Flashback

Sebelum geng cewek-cewek populer datang menghampiri Joy, Joy pun memberi coklat kepada Jo, karena ia sudah berjanji kepada kakaknya bahwa saat hari pertama dia bersekolah di jakarta, pasti ia akan memberi coklat kepada orang yang menjadi teman sebangkunya.

"Jo."

"Apa?"

"Nih." Sambil memberikan coklat kepada Jo.

"Kenapa?" tanya Jo, karena heran mengapa tiba-tiba Joy memberinya coklat.

"Gue janji sama kakak gw kalau siapapun teman sebangku gue pas hari pertama sekolah, bakalan gue kasih coklat." Jelas Joy.

"Oh." Jawab Jo singkat.

Flashback off.

"Emangnya kenapa Joy?" tanya Arin.

"Joy kasih coklat ke gue, tanda kalo gue jadi temen sebangkunya dia sampe kapanpun." Jelas Jo yang sedikit mengarang.

"Hmm, yaudah gue duduknya tetep disini aja deh ya, gak apa-apa kan?" ucap Joy pasrah.

"Yaudah gak apa-apa kok, yang penting kan kita satu kelas," balas Mika.

"Yes berhasil." Batin Jo

Tiba-tiba ada seorang murid datang ke arah mereka sambil bicara "Jo, dipanggil sama Bu Rani."

"Jo siapa? Disini ada dua Jo." Jelas Axel.

"Ehm... Jo siapa ya? Gatau deh tadi Bu Rani cuman bilang Jo doang," balas murid tersebut menjawab pertanyaan Axel Valentino.

Tanpa berlama-lama Jo pun langsung menolak bertemu Bu Rani "Gak, nanti gw disuruh bikinin kopi, atau bawain laptopnya lagi."

"Yaudah, gue aja deh siapa tau itu memang gue." Ucap Joy sambil berdiri.

"Yaudah ayok," ajak murid tersebut yang diikuti oleh Joy.

Sesampainya di depan ruangan Bu Rani, Joy pun mengucapkan terima kasih kepada murid tersebut dan murid tersebut pun langsung pergi meninggalkan Joy. Setelah murid itu pergi tanpa berlama-lama Joy pun langsung mengetuk pintu dan langsung masuk.

***

"Bu Rani ngapain panggil Joy si?" tanya Leo kepada teman-temannya.

"Lu sih Jo, gak mau dipanggil sama Bu Rani makanya Joy yang ke ruangannya Bu Rani." Omel Arin kepada Jo.

"Kok gue sih? Gak jelas ah pacar lu Xel," balas Jo sambil bercanda.

"Nanti kalau Joy di apa-apain gimana?"

"Aduh cewek cantik begitu harus dijaga tuh."

"Yah, Bu Rani gak bakal apa-apain Joy kan ya?"

"Awas aja klo Joy gue sampe luka."

Sedangkan teman-temannya sedang mengoceh bebas tantang Joy yang dipanggil oleh Bu Rani, Jo hanya berkata di dalam hatinya "Diapain ya tu anak?". Tanpa berlama-lama Jo pun bangkit dari tempatnya dan langsung berjalan menuju ruangan Bu Rani.

***

Setelah menunggu cukup lama di depan pintu ruangan Bu Rani, akhirnya orang yang dia tunggu pun keluar dengan membawa sebuh karton. Joy yang melihat Jo di depan pintu pun langsung kaget, karena tadi Jo bilang bahwa dirinya tidak ingin bertemu oleh Bu Rani.

"Gimana?" tanya Jo.

"Apanya yang gimana?" tanya balik Joy.

"Lo diapain sama Bu Ranny?"

"Gak di apa-apain kok, cuman disuruh bikin kopi sama beresin file-filenya, sama ini disuruh tempel poster di mading." Ucap Joy sambil memperlihatkan poster di tangannya.

"Gak di apa-apain lo bilang?!?!" ucap Jo sedikit keras.

"Kurang ajar tu guru." Lanjut Jo.

"Apasih udah ah gitu doang kok." Bela Joy.

"Yaudah gue ke mading dulu." Lanjut Joy.

Tanpa memperdulikan Jo yang masih berdiri di depan ruangan Bu Ranny, Joy pun langsung berjalan sedikit berlari ke arah mading sekolah. Dengan cekatan dirinya pun langsung saja menempelkan poster tersebut di mading, tapi ada satu kesulitan yang mengampirinya yaitu tangannya tak sampai untuk menempelkan poster bagian atas.

Tak ada cara lain, akhirnya gadis itupun langsung berjinjit untuk mencapai poster bagian atas, tapi tak semudah yang dibayangkan tangan Joy tetap saja tidak sampai menjangkau poster bagian atas. Tiba-tiba dirinya merasakan ada sesesorang yang menyentuh punggungnya dengan tubuhnya, dan tangan yang lebih panjang darinya untuk menempelkan bagian atas itu. Dirinya pun seketika membeku tak sadar lagi dengan keadaan sekitar. Sampai laki-laki itu memutar badan Joy pun tetap saja gadis itu tetap melamun entah memikirkan apa.

"Udah bengongnya?" tanya Jo.

Sambil menggeleng-gelengkan kepalanya pelan ia pun menjawab pertanyaan itu dengan gugup.

"Eh..Iya gapapa."

Mendengar jawaban yang kurang nyambung itupun membuat Jo terkekeh dan mengacak-acak rambut Joy yang terurai itu.

"Ih berantakan kan Jo." Ucap Joy dengan cemberut sambil merapikan rambutnya.

Tiba-tiba ada seorang murid laki-laki yang diketahui namanya bernama Cello dengan nafas terengah-engah memanggil Jo yang sedang beruwu ria dengan Joy.

"Ada apa?" tanya Jo dengan dingin dan sedikit kesal.

"I—i—itu ada yang berantem di kelas." Jawab Cello dengan sedikit gugup dan dengan nafas yang masih terengah-engah.

"Terus kenapa lapor gue? Gue bukan ketua kelas." Jawab Jo dengan benar-benar dingin.

"M—masalahnya yang berantem Leo." Jawab Cello dengan semakin tegang karena di tatap begitu tajam oleh Jo.

Tanpa berpikir panjang Joy yang sebal menunggu pembicaraan itu langsung saja lari ke kelas untuk melihat kekacauan yang terjadi. Benar saja, sesampainya dikelas dirinya melihat Bagas yang akan menonjok Leo yang sudah tersungkur lemas. Dengan sigap Joy pun langsung menghalangi Bagas untuk meninju Leo.

Bugh!

Sial! Bukan meninju Leo tetapi kepalan tangannya malah salah sasaran ke arah pipi halus Joy. Seketika semua pasang mata melotot tak percaya dengan apa yang sedang mereka lihat. Sedangkan, Joy yang terkena tinjuan maut itupun langsung tergeletak di lantai dan langsung pingsan. Melihat itu Jo pun langsung berlari mendekat ke arah Joy dan membawa Joy langsung ke UKS dan melirik tajam ke arah Bagas. Mengartikan tatapan tajam itu yang bermakna 'tunggu lo nanti' seketika tubuh Bagas bergetar ketakutan.