-
Pagi ini aulia benar benar seperti patung berjalan,bagai tak ada nyawa namun bisa pergi ke sana kemari.
"kamu beneran mau sekolah....istirahat aja,aa temenin"ucap kenzie mengusap pucuk rambut aulia lembut.
"aku sekolah"jawab aulia,kenzie menghela nafas pasrah karna sudah beberapa kali membujuk adiknya tetapi selalu aulia tolak.
"ya udah naik"perintah kenzie,aulia naik ke atas motor.
Kenapa aulia menjadi diam,karna kakak nya tahu jika ia hamil?bukan.
Karna semalam mita mati matian mencari alasan agar kakak kakak aulia tidak memanggil dokter,dan akhirnya kakak aulia meyakinkan ucapan mita sampai akhirnya aulia sadar lalu kembali menangis tak menjawab pertanyaan kakaknya.
Sekarang aulia sudah sampai di depan sekolahnya,selama di perjalanan biasanya aulia berceloteh menanyakan ini itu pada kenzie kali ini adiknya itu diam.
"kalo sakit pulang ya....aa udah titip kamu sama mita,jangan di paksa"ujar kenzie kembali mengelus rambut aulia yang hanya diam menunduk sambil mengangguk lalu menciun tangan kenzie dan pergi masuk ke dalam.
Ia berjalan dengan menundukan kepala,matanya kosong wajahnya tak berekpresi namun fikirannya selalu tertuju pada masalahnya sekarang,ditambah saat ia mengijak ke sekolah tadi ingatannya pada bapak si anak dalam perutnya semakin kuat membuat hatinya seperti teriris.
"hiks...heeeeee hiks"bulir bening jatuh di pipi aulia,ia sama sekali tidak menghapus air matanya.
Terus berjalan menunduk sampai masuk ke dalam kelasnya.
"assalamu'alaikum"sambil mengucap salam aulia menghapus air matanya.
"ul...udah ngerjain pr?? "tanya geni.
"udah"balas aulia.
"boleh gak kali ini gw liat...nanti kalo ada tugas kelas gw gak nyontek ke lo deh,pr aja yaaaa"mohon geni,aulia mengangguk dengan santai nya lalu memberikan bukunya pada geni dan hal itu,sontak membuat semuanya terheran.
"aul lagi baik...gc gc gw liat"...
"akhirnya"....
"makasih ul"...
"gw juga liat ya ul"....
Ada beberapa teman aulia yang heboh lalu berkumpul di meja geni,aulia tidak tersenyum atau membalas apapun ucapan temannya.
"ASSALAMU'ALAIKUUUUM"suara mita sontak membuat seisi kelas menoleh manatap anak itu tajam.
"santai dong...lagi pada ngapain sih"mita ikut melihat perkumpulan itu.
"aul lagi baik"ujar susi.
"diiiih...apa apaan,gw juga mau doooong"sosor mita langsung membuka tasnya untuk mengambil bukunya.
"ul gw juga nyontek ya"ucap mita pada aulia,tetapi tak aulia balas dan itu membuat mita tersadar sesuatu.
"lang...tulisin pr gw ya,nanti gw kasih gocap(50 ribu)"ucap mita,awalnya gilang diam tapi setelahnya mengangguk.
"makasih"mita lalu berjalan ke arah aulia yang tengah menaruh kepalanya di meja.
"auuuul...ul lo masih sakit"tanya mita,tak ada jawaban.
"gw kasih tau nicko mau"tawar mita,tak ada jawaban.
"ul kalo-"...
"hiks....mit hiks"suara isak aulia terdengar.
"lo nangis ul...jangan nangis dooong"bisik mita pada aulia.
"nanti yang lain denger"bisik mita lagi.
Teeeeeet
Teeet
Teet
"udah ul nangisnya tar lagi ya...udah bel,ayo uuull jangan nangis".....
••••••
"ul lo beneran mau ngomong sama nicko...terus kalo dia gak mau tanggung jawab gimana"tanya mita,sekarang mereka berada di dalam kelas karna aulia tidak mau pergi ke kantin.
"terus gw harus gimana mit"ucap aulia dengan pandangan kosong.
"gw juga bingung"balas mita bersandar pada bangku.
"gw takut aa marah...aa usir gw"gumam aulia,matanya mulai memanas.
"gak lah ul...aa lo gak mungkin tega juga kali"....
"tapi ini kesalahan fatal mit,bukan cuma mecahin piring"balas aulia mulai menangkup wajahnya.
"kenapa gw harus percaya radit waktu ituuuu hiks"aulia kembali menangis lagi.
"lo harusnya bersyukur anak di perut lo bukan anak si radit"balas mita tetapi tangisan aulia semakin kencang,untung saja tak ada murid di dalam kelas selain mereka.
"udah ul jangan nangis terus lo gak kasian sama bayi nya...kalo lo tertekan bayinya kenapa napa gimana"mita mengelus punggung aulua menenangkan aulia.
Tiba tiba kepala aulia terasa pening,perutnya seperti di ubek ubek sesuatu.
"ueeek"rasa mual itu datang lagi dan spontan aulia menutup mulutnya.
"eh kenapa"panik mita.
"ueekk...mmhhh"aulia langsung bangun ingin pergi ke toilet.
"ueeek"tidak bisa di tahan rasa mual aulia.
"mau kemana"tiba tiba saja nicko sudah berdiri di hadapan aulia tetapi aulia tidak menjawab bahkan menoleh ke arah nicko ia langsung berlari ke arah toilet perempuan yang dekat dengan kelasnya.
"uuueeeeek...khok ueek mmmhhh"lagi lagi rasa mual itu menyiksa aulia,tak bisa di tahan akhirnya ia paksa untuk melepas rasa mualnya.
Aulia terus terusan memuntahkan cairan putih saja,sesekali mengusap wajahnya dengan air.
"ueeeek"...
"ul"mita datang bersamaan dengan nicko,untung saja toilet itu di ujung jarang di lalui bahkan di gunakan.
"ueeekk mmhh"...
"lo ke kantin beliin teh anget"suruh nicko,mita mengangguk saja langsung berlari meninggalkan mereka.
"ul"...
"ueeeek...hiks ueeek hiks capeeeee"sambil memuntahkannya aulia menangis.
Nicko memijat tengkuk leher aulia sambil memegangi rambut aulia.
"ueeek mmhh hiks capeeee"seperti anak kecil aulia merengek,dan entah kenapa sikap manjanya tiba tiba muncul begitu saja.
"cape koooo"aulia menangis menatap nicko.
"iya iya...udah?"tanya nicko tetapi aulia hanya menangis,akhirnya nicko yang membersihkan mulut aulia dengan air kemudian membereskan tatanan rambut aulia.
"hiks...hiks"....
"sssttt lo kenapa emang...udak berobat belum,kan gw suruh lo berobat"ucap nicko menggenggan tangan aulia yang dingin,sedangkan aulia tidak marah tangannya di genggam ia hanya diam sambil menangis.
"kalo sakit tadi gak usah sekolah...kesehatan itu lebih penting dari pada nilai lo"...
"kalo gak kuat pulang...gw anter,abis itu-".
"GW HAMIL KOOOOO HIKS HIKS"....
"hamil"....
Deg!!!
Nicko langsung diam,wajahnya menjadi datar dengan detak jantung yang berpacu lebih cepat,seketika keringat di dahinya muncul,matanya tak berkedip sama sekali seperti di hantam sesuatu.
"hiks...takut kooo"suara aulia memecahkan keterkejutannya,ia berkedip beberapa kali menarik nafasnya dalam lalu mengeluarkannya,menatap aulia yang sekarang menangis di hadapannya.
"hiks...gimana hiks...takut koooo"aulia merengek menatap nicko sedangka lelaki itu masih diam mencoba menenangkan dirinya sendiri.
"hamil"batin nicko.
"hiks...heeee bundaaaaa"...
"sssttt...sssttt"nicko memeluk aulia mengelus rambut aulia untuk menangkan perempuan itu.
Nicko sendiri bingung harus bagaimana,padahal ia yang lebih dulu mengatakan jika sesuatu terjadi pada aulia ia akan bertanggung jawab tetapi sekarang ia baru menyadari,itu tak semudah menjentikan jari.
"gw-gw tanggung jawab ul...gak usah nangis,nanti kita bilang pelan pelan sama orang tua gw sama kakak lo"...
"hiks....
TO BE CONTINUE