Langkahku baru sampai koridor fakultas ketika sebuah tangan langsung mampir ke lenganku. Alia. Dia tersenyum super lebar memandangku. Roman-romannya ada yang aneh nih.
"Re, cowok yang kemarin jemput lo itu pacar lo?" tanyanya.
Sudah aku duga sih. Dia pasti akan menanyakan soal Satria. "Iya. Gue nggak ngibul kan? Pacar gue lebih keren dari Pak Ardan. Jadi, lo dan yang lain stop deh gosipin gue sama Pak Ardan."
Kelas masih dikunci saat aku dan Alia datang. Teman-teman yang lain satu per satu juga sudah berdatangan.
"Seriusan dia pacar lo? Nemu dimana sih cowok paket komplit begitu, Re?"
"Itu limited edition. Nyarinya rada susah. Gue kudu pontang panting dulu buat dapetin yang begitu."
Alia manggut-manggut. "Maklum sih, kalau lo pontang panting. Cowok kayak gitu pasti perjuangannya berat."
Berat. Meskipun saat ini Satria sudah jadi milikku seutuhnya, tapi masih saja ada yang nyentil-nyentil hubungan kami. Rasanya ingin aku pites saja mereka.