"Sana mandi dulu. Nggak lihat penampakan kamu kayak apa?"
Aku sempat mendengar cekikikan Kak Reni. Dia pasti senang karena aku kena omel Satria.
"Nanti ajalah, Bang. Makan dulu laper nih," decakku hendak duduk di kursi makan. Tapi Satria menarik kaosku dari belakang.
"Seenggaknya cuci muka dan gosok gigi dulu."
"Kamu bikin Mama malu saja, Rea," delik mama mode senggol dikit colok. Kalau sudah begini aku akan buru-buru kabur ke kamar mandi.
Setelah cuci muka dan gosok gigi, aku kembali ke ruang makan. "Aku udah wangi nih," kataku mengambil tempat duduk di dekat Satria. "Nih Bang! Hah!" Aku memaksa Satria untuk menoleh padaku dan mendebas di depan mukanya.
"Rea! Nggak sopan banget kamu," tegur Mama membuatku manyun.
"Nggak papa, Mah. Udah biasa," ucap Satria kalem.
"Jangan dibiasakan Nak Satria, ntar dia ngelunjak."
"Loh Kak Reni mana?" tanyaku nggak menemukan Kak Reni di meja makan.
"Tadi dia masuk kamar." Satria yang menjawabnya.