"Ampuni aku, Mah." Kak Reni terus mengiba di kaki Mama. Kami semua yang ada di sini terdiam kaku. Jujur aku kasihan melihat kondisi Kak Reni tapi aku nggak bisa melakukan apa pun. Aku juga kecewa tapi Mama dan Papa pasti lebih kecewa.
"Sekarang mau apa kamu datang ke sini? Kenapa nggak menghilang saja selamanya?"
Mataku melebar mendengar itu keluar dari mulut mama. Nggak. Mama nggak serius bicara begitu. Mama hanya sedang emosi. Dia tidak benar-benar mengucapkan itu dari hatinya.
"Untuk apa kamu pulang kalau tujuannya cuma untuk menambah malu kami?"
Aku melihat papa, berharap dia mau melakukan sesuatu. Tapi papa cuma bisa diam dengan tangan yang mengepal.
"Pak Firman, saya benar-benar minta maaf. Saya tidak pernah tahu kalau Sofia bagian dari keluarga ini. Sofia tidak pernah bicara padaku sebelumnya. Tapi, Pak. Saya akan bertanggungjawab atas semuanya. Saya akan menikahi Sofia. Itulah sebabnya saya datang." Andra kembali bersuara.