Mama dan Papa memiliki cara sendiri untuk berkomunikasi dengan Nick. Mereka cepat akrab. Nick terlihat sangat senang bertemu dengan kakak dan neneknya itu. Sebenarnya dia tipe anak yang mudah bergaul. Di Queenstown, hampir semua pekerja akrab dengannya. Nick si lucu penyayang domba.
"Anakmu, mirip sekali dengan Satria," ujar papa membuatku tertegun. Lekuk wajah, warna mata dan rambut, semua milik Satria ada pada diri Nick. Papa benar. Aku menyumbangkan apa? Nggak ada. Semua diborong oleh Satria.
"Papa berpikir begitu?" tanyaku.
"Iya. Apa kalian sudah bertemu?"
Aku menggeleng. "Belum, Pah."
Aku melihat papa bernapas panjang, lantas dia mengalihkan perhatiannya kembali pada Nick. Papa mungkin sudah tahu penyebab kepergianku tiga tahun lalu.
"Nick, apa kamu mau menginap di rumah kakek?" tanya papa pada anak itu, tentu saja dibarengi dengan bahasa tubuh agar Nick mengerti.
"Can I stay over here, Mom?" tanya Nick meminta persetujuanku.
"Yes, of course."