Sekuat apa pun bertahan untuk merasa tangguh, ntatanya aku rapuh. Sekeras apa pun aku berjuang untuk tidak sakit, nyatanya lukaku parah. Setegar apa pun aku untuk tidak menangis, nyatanya cairan bening itu terus menganak sungai dengan derasnya.
Aku tekan dadaku kuat-kuat. Menahan sesak yang teramat sangat. Apa yang harus aku lakukan sekarang Ya Tuhan. Jika benar Mia hamil anak Satria, apa aku sanggup menerima ini semua? Ini berat, sungguh.
Sudah sekitar satu jam lalu aku meninggalkan pesta baby shower di bawah. Aku nggak peduli lagi dengan keriuhan di sana. Aku nggak mungkin pura-pura menebar senyum di kala hatiku sendiri sedang kacau seperti ini. Nelangsa dan miris. Seandainya cintaku pada Satria nggak sebesar ini, mungkin sakitnya nggak terlalu parah. Yah, aku tahu makna sakit tak berdarah sekarang. Ini lebih-lebih dari sebelumnya.