SATRIA
Dia memundurkan badan. Mencoba menjaga jarak denganku. Padahal posisi kami sudah sangat pas. Dia dengan tubuh polosnya dan aku yang hanya mengenakan handuk melilit di pinggul.
"Gila kamu, kalau menyerangku lagi. Aku lagi hamil loh, Bang."
"Oke enggak, tapi beri aku pelukan dan satu ciuman," aku mengerling membuat bibir mungilnya maju satu senti. Astaga, dia minta dicium banget memang.
Dengan ogah-ogahan dia merapatkan diri memelukku. Kulitnya yang halus bergesekan dengan kulitku. Dadanya yang--ehem! Sangat berasa saat menyentuh bagian perutku. Kemudian dia berjinjit meraih kepalaku melabuhkan ciumannya di sana, di bibirku. Aku sedikit menyesap bibirnya, karena aku tahu ciumannya akan berlangsung sangat singkat jika aku tidak melakukan itu.
Rea cepat-cepat melepas bibirnya, dan mendorong tubuhku agar menjauh. Lalu dia segera beranjak menuju kamar mandi. Aku terkekeh melihat tingkahnya yang sudah seperti anak kecil.