Aku bergerak menuju lemari meja belajar. Di sana aku sembunyikan paper bag dari Axel. Belum aku intip sama sekali apalagi buka. Aku raih benda itu. Di dalam paper bag itu masih terdapat sebuah kotak pembungkus. Perlahan aku buka kotak itu, dan cukup terkejut mendapati isinya. Sebuah bingkai berisi sebuah puisi dengan background tangan kami. Gambar tangan ini diambil saat aku memberinya sebuah hadiah jam tangan.
----
Cinta Tak Pernah Salah
Jantungku kemudian belajar untuk tak lagi berdegup kencang,
Mataku belajar untuk tidak lagi memandang padamu,
Rinduku kini hanya sesekali,
Tapi hati ku masih menetap di satu hati
Yaitu Kamu,
Cinta memang tak pernah salah,
Yang salah adalah aku yang membiarkan rasa ini tetap ada,
Hingga hanya angan yang membuat kita bersatu,
Akulah senja yang tak bisa menggapaimu,
Menggenggam tanganmu saat kakimu mulai lelah untuk melangkah,
Perihal ini,aku kemudian belajar,
Bahwa cinta ku hanya sebatas angan,
Bahwa kamu adalah halusinasi ku,