Saat aku menyerahkan helm padanya, si driver membuka helm dan melepas maskernya. Mataku melebar melihat siapa di balik helm driver ojol itu.
"Axel?!"
Axel nyengir lebar, lantas menyugar rambutnya.
"Sejak kapan lu beralih profesi jadi ojol?"
"Sejak saat lu order ojol tadi."
Aku menggeleng, nggak bisa menyembunyikan tawaku lagi.
"Aneh banget rasanya, pulang kerja nggak bareng elu," katanya. Padahal tadi itu dia tampak cuek-cuek saja.
"Jadi ini alasan elu berubah jadi ojol?"
"Iya, biar bisa antar lu pulang."
Aku menatap Axel beberapa saat. Ada sedikit mendung di wajahnya. Dia itu tipe manusia ceria yang aku kenal, wajah mendung seperti itu tak pantas untuknya.
"Ada apa?" tanyaku. "Ada masalah?"
Axel agak sedikit terkejut. Hanya sebentar, kemudian wajahnya kembali datar. "Mau temani aku jalan sebentar?"
"Kemana?"
"Cari cilok."