"Minggu depan Elen dan Natasya akan ke sini lagi. Kalau aku nggak sibuk. Aku akan mengenalkan mereka sama kamu," ucap Satria. Percintaan kami yang hebat tadi sudah berakhir beberapa saat lalu. "aku nggak mau kamu terus mencurigaiku."
"Apa mereka tahu kalau kamu sudah memiliki istri?" tanyaku seraya memainkan jemari Satria yang besar.
"Mbak Nat tahu aku sudah menikah. Tapi kalau Elen belum."
Aku menjauhkan wajah mendongak padanya. "Anak itu pasti berharap kamu beneran jadi ayahnya.
"Ya nggak lah. Dia memiliki ayah. Tapi kamu kan tahu, mantan suami Natasya itu bukan seorang pria yang baik."
"Kalau memang mantan suaminya itu orang yang nggak baik, ngapain dia mau menikah dengannya?"
Satria terkekeh dan mengacak rambutku. "Aku nggak tahu, Sayang. Kamu bertanya padaku seolah-olah aku ini tahu segalanya tentang Natasya."
"Kamu akrab bukan? sampai-sampai anaknya memanggilmu daddy. Menyebalkan."