Mbak Anin langsung mencibir. Aku nggak ingin berkomentar apa pun. Apa lagi saat ini Vina di tempat duduknya sedang menyorotku dengan matanya yang tajam.
"Ada masalah, Mbak?" tanya Axel melihat reaksi Mbak Anin.
"Nggak ada. Suka-suka lu mau ngajak siapa."
"Kita bisa pergi bertiga kalau lu mau."
"Sorry, gue nggak biasa threesome."
Aku melotot, sedang Axel mengumpat. "Kita kondangan, Mbak. Astaga, siapa yang ngajakin lu threesome?"
Mbak Anin tergelak-gelak. "Gue cukup tahu performa elu, Xel. Jadi, jangan gegayaan deh ngajak main bertiga."
"Sialan!"
Aku menggeleng dan lebih memilih memelototi dokumen yang ada di tanganku. "Sudah sana kalian balik ke meja masing-masing. Gue masih mau kerja."
"Cie, yang rajin mah beda." Mbak Anin tertawa-tawa kembali ke kubikelnya.
"Gue nanti berangkat sendiri lagi aja," kataku pada Axel yang masih saja bertahan di depan mejaku.
"Lah, kenapa? Sekalian aja kali. Daripada lu ke sana pakai taksi online, mending nebeng gue sekalian kan?"