Minggu pagi Satria mengajakku jogging di sekitaran jalan Asia-Afrika. Tidak hanya kami rupanya yang lari di pagi hari. Ternyata banyak juga. Yang bersepeda juga banyak. Cuaca cerah, jadi memang sangat mendukung. Aku berhenti berlari. Rasanya sangat lelah. Aku heran kenapa Satria masih bisa tampil begitu prima. Padahal semalam itu kita nyaris tidur pukul satu malam.
"Rea, kenapa berhenti?" tanya Satria, dia lari di tempat beberapa meter di depanku. Aku sedang mengatur napas yang masih ngos-ngosan.
"Capek, Bang. Istirahat dulu napa sih?"
Satria berjalan kembali ke arahku. "Ya sudah kita istirahat dulu. Kamu tunggu di sini, aku beli minum dulu." Satria kemudian meninggalkan aku untuk membeli minum.
Aku duduk meluruskan kaki. Otot di dalam betisku rasanya berdenyut kencang. Aku sedang memijat-mijat kakiku saat kurasakan seseorang mendekat tak berapa lama begitu aku duduk.
"Kamu... Rea kan?"