Chereads / Dapatkah ku menolak / Chapter 1 - Hari istimewa

Dapatkah ku menolak

🇮🇩isma11
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 13.4k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Hari istimewa

Di hari yang cerah, terik matahari menyinari lautan begitu cerah. Sebuah keluarga kecil sedang menikmati indahnya pantai, seorang gadis berusia 19 tahun berlari lari di pinggir pantai dan bermain air layaknya seorang anak kecil yang tak pernah ke pantai.

Rambut hitam legamnya yang halus dan lembut terlihat menutupi punggungnya. Gaun onepiece berwarna putih polos yang dia kenakan, hingga menutupi lututnya terlihat sangat pas di tubuhnya.

Saat sinar matahari itu menerpanya dapat membuat kulitnya yang putih terlihat sangat berkilau. Rambut panjangnya yang menjuntai ke bawah hingga pinggangnya dan juga gaun yang dia kenakan terlihat melambai lambai, akibat angin sepoi yang kadang menerpanya. Senyum di bibir kecilnya tak pernah pudar dari wajahnya, kebahagiaan terpampang jelas di wajah gadis itu.

Sungguh hari ini adalah hari yang bahagia bagi gadis itu. kenapa tidak.? kedua orang tuanya yang tercinta sulit meluangkan waktunya pada hari-hari biasa, kini ayah dan ibunya dapat meluangkan waktu untuk dirinya. Mungkin setahun sekali, di setiap hari ulang tahunnya, hanya mereka bertiga.

Yah.. orang tuanya sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. bukannya mereka tidak sayang pada putri semata wayangnya, Namun karena pekerjaan, sangat sulit bagi mereka meluangkan waktunya bahkan di hari libur pun.

Sangat sering terjadi, di saat pulang dari tempat kerja, sang buah hati sudah terlelap dan menuju ke dunia mimpi. yah.. karena gadis itu harus ke sekolah esok harinya. Mereka hanya dapat bertatap muka dan berbincang sebentar di saat tertentu saja. Seperti di saat waktu sarapan. Untuk mengetahui keadaan dan juga untuk mengetahui bagaimana hari yang di lalui putrinya.

Yah itu agar putrinya tidak merasa kesepian dan bahkan merasa terabaikan oleh orang tuanya, takut jika putrinya malah melangkah ke jalan yang salah. Itu pun kadang di saat sarapan hanya sang ibu yang menemaninya. Karena, kadang kala sang ayah harus pulang balik ke negerinya untuk mengurus suatu bisnis dan itu biasanya memakan waktu lebih dari seminggu bahkan lebih dari sebulan.

Sebab karena itulah orang tua gadis itu hanya bisa meluangkan waktunya di hari yang istimewa, Seperti hari ini. Hari memperingati kelahiran buah hati mereka atau bisa di sebut hari ulang tahun putrinya. Yah mereka selalu menghabiskan waktu seharian penuh di hari yang istimewa ini.

Bisa di katakan jika ini sebagai pengganti, di hari-hari yang tidak bisa mereka luangkan.

Wanita itu duduk bersama suaminya di tempat yang sudah mereka sewa. Sejak awal mereka tiba di pantai, gadis itu langsung melepas alas kakinya, dan berlari menuju tepi pantai.

Wanita itu terus memperhatikan anak gadisnya yang berperilaku seperti anak kecil, yang berlari lari di tepi pantai, dan sesekali gadis itu berlari menginjakkan kakinya pada air laut, sehingga kaki putihnya terlihat basah dan juga terlihat ada pasir yang menempel di kakinya akibat terkena air laut.

Melihat tingkah laku putrinya, pasangan suami istri itu hanya bisa menggelengkan kepalanya lalu tersenyum. kenapa tidak, putrinya berlari lari tanpa alas kaki, bergabung dengan seorang anak kecil yang sedang bermain pasir dan membentuknya seperti sebuah istana di tepi pantai.

Entahlah, apakah itu bisa di katakan bermain bersama. Di lihat dari mana pun, anak gadisnya itu hanya terlihat merecoki istana pasir yang anak kecil itu buat, dan membuat anak kecil itu menangis sejadi jadinya.

Anak kecil yang terlihat berumur kurang lebih sepuluh tahun itu, berlari ke orang tuanya dan menunjuk ke arah gadis itu, seperti sedang mengadu kepada kedua orang tuanya, karena sebagian dari istana pasirnya telah hancur akibat gadis cantik itu.

Melihat perbuatan anak gadisnya yang jail, wanita itu dan juga suaminya hanya tersenyum canggung dan Wanita itu membuka mulutnya lalu berkata "Tuan, nyonya.. maaf, atas perilaku putri kami". Untung saja orang tua anak itu tidak marah akibat anaknya di buat menangis.

Mereka malah tersenyum, Dan berkata "Hahaha.. Tidak apa-apa, nyonya. Mereka masih anak-anak, jadi biarkan saja, mungkin putri Anda tidak sengaja." Lalu ayah anak itu melanjutkan "Lagi pula Johan mungkin menangis bukan karena istana pasirnya yang hancur tapi karena malu di dekati dengan seorang gadis cantik dan manis seperti putri Anda."

"...." Mendengar ucapan dari ayah anak kecil itu. Sepasang suami istri ini hanya saling menatap, lalu menatap putrinya, dan berakhir menatap orang tua anak kecil itu lalu tersenyum.

'Apakah gadis itu masih bisa di katakan, masih anak-anak..? Bahkan hari ini usianya telah beranjak 19 tahun, yah tingkah lakunya memang masih seperti anak kecil, dan malah menganggu seorang anak kecil yang usianya lebih muda darinya, bahkan membuatnya menangis..?' Pikir suami istri itu bersamaan dalam hati mereka, hanya pasrah dengan bagaimana kelakuan jail putrinya itu.

"Hahaha.. terima kasih tuan. Namun, baik di sengaja ataupun tidak, itu tetaplah karena putri kami yang membuat istana pasir anak Anda roboh, biarkan putri kami belajar bertanggung jawab dan membuat istana pasir untuk anak Anda, tuan." Ucap ayah gadis itu dengan senyumannya yang menawan.

Gadis itu pun di hukum dengan membuat ulang istana pasir untuk anak kecil itu, namun gadis itu tidak merasa bahwa dirinya di hukum, malah merasa senang karena dapat bermain pasir.

"Jojo ke sanalah bantu kakak cantik". Ujar ibu anak kecil itu.

Johan atau biasa di panggil Jojo, berlari menuju tempat gadis itu, yang telah mulai membuat istana pasirnya. Tak butuh waktu yang lama, istana pasir itu telah selesai.

"Selesai..!" Ucap gadis itu bersamaan dengan Jojo, dengan spontan gadis itu berbalik ke arah Jojo dan tangannya menepuk tangan Jojo, begitu pula dengan Jojo, mereka saling bertepuk tangan.

Setelah itu mereka berdua semakin akrab dan bermain bersama, mereka saling mengejar dan juga bermain air, setelah lelah bermain, gadis itu menuju ke tempat di mana orang tua mereka berteduh dari sinar matahari hari.

"Kenapa..? Sudah lelah..?". Ucap sang ibu yang telah melihat putrinya menghampirinya. Gadis itu tidak menjawab namun hanya menganggukkan kepalanya. "Kemarilah.. makanlah dulu dan isi perutmu itu, ajak Jojo juga". Kata ibunya lagi, sambil membuka dan mengatur makanan yang dia buat sendiri dari rumahnya.

Biasanya di tahun-tahun sebelumnya mereka akan menghabiskan waktu di taman bermain, tetapi tahun ini berbeda dari sebelumnya. Mereka memilih ke pantai atas keinginan putrinya. Entahlah mungkin karena usia putrinya yang telah berumur 19 tahun atau mungkin karena gadis itu mau mencoba pergi ke tempat lain, selain taman bermain dan mencoba suasana yang baru, Entalah pikir Ibu gadis itu.

"Iya.. Bu." Jawab gadis itu, menuruti kata ibunya. Dengan menarik tangan Jojo berjalan menuju tempat berteduh itu. "Bersihkan kaki dan cuci tangan kalian dulu, di sana." Kata ibunya Jojo, sambil menunjuk keran air yang tak jauh dari mereka.

Yah semenjak masalah istana pasir itu, keluarga Jojo ikut gabung dan berbincang bincang bersama keluarga gadis itu, dan kedua keluarga itu semakin akrab.

Setelah mencuci tangan, gadis itu dan Jojo kembali ke tempat orang tuanya, lalu duduk bersampingan dan menikmati makanan buatan ibu dari gadis itu. Setelah makan, gadis itu dan Jojo kembali ke pinggir pantai untuk bermain lagi, berlari, bermain air, dan bukan cuman itu saja mereka berdua juga menikmati es krim bersama, di bawah terik panas matahari yang menerpanya.