Gadis itu hanya menghela nafas saja. 'sepertinya aku tidak dapat menolak' imbuhnya dalam hati, sambil tersenyum. Sedangkan kedua orang tuanya hanya ikut tersenyum.
***
Tak terasa hari mulai senja, suasana pantai yang mulai terasa tenteram, terdengar jelas suara desiran ombak di lautan, gadis itu berdiri tepat di tepi pantai, dia memperhatikan matahari yang mulai terbenam dan pantulan cahayanya terlihat jelas di lautan, dan langit yang terlihat telah berwarna jingga membuat pantai itu terlihat sangat Indah.
Gadis itu memperhatikan matahari yang terbenam itu seakan tidak akan pernah muncul lagi, walaupun pemandangan itu terlihat Indah, dan juga membuatnya ikut merasakan bahagia. Namun, walaupun merasakan kebahagiaan di waktu bersamaan, entah kenapa gadis itu juga merasakan kesedihan yang sangat mendalam. Ada perasaan yang aneh di dalam hatinya, yang gadis itupun tidak tahu perasaan apa yang sedang dia rasakan saat ini.
Pemandangan yang ada di depannya sungguh terlihat menyedihkan di matanya, dia merasa seakan sesuatu yang berharga akan hilang darinya. "Sesuatu yang berharga.?" Gumamnya tiba-tiba tanpa ada satupun yang mendengarnya, dia juga tidak tahu apa yang akan hilang darinya.
"Sayang..! sudah saatnya kita pulang" Teriak seorang wanita dari kejauhan.
Gadis itu langsung menoleh melihat kedua orang tuanya dengan tatap yang dalam dan cukup lama, sambil merapikan dan menyelipkan rambutnya ke belakang telinganya akibat angin sepoi yang menerpanya, yang lagi-lagi rambutnya itu terlihat melambai-lambai. Lalu gadis itu menghela nafas dan melangkah menghampiri kedua orang tuanya.
"Kakak cantik, sudah mau pulang..?" Tanya Jojo dengan tiba-tiba.
"Iya.. kakak sudah mau pulang, lihatlah langit sudah mulai gelap" Jawab gadis itu kepada Jojo, sambil menunjuk langit.
"Ambillah..!" Kata Jojo tiba-tiba dengan bibir cemberut yang membuat pipinya terlihat makin tembam, dengan wajah yang memerah, Jojo mengulurkan tangan kecilnya dan memberikan sesuatu pada gadis itu, sambil menundukkan kepalanya karena enggan berpisah dari gadis itu.
"Itu apa.?" tanya gadis itu, sambil mengulurkan tangannya, lalu mengambil benda yang berada di tangan kecil Jojo. "Kalung..?" Tanyanya lagi.
Jojo menganggukkan kepalanya, lalu berkata "Ka-Kakak kan sudah menjadi kakakku.." Karena gugup dia diam sejenak lalu melanjutkan ucapannya. "Jadi, Em.. kalung ini tanda kalo kakak adalah kakakku.. di kalung itu ada inisial namaku dan juga inisial nama kakak. Jika suatu saat aku rindu dan ingin mencari kakak, atau saat kita berpapasan di suatu tempat, aku langsung mengenalimu dari kalung itu. Jadi pakailah dan jangan pernah melepaskannya.!" Ucapnya memerintah,
Entah kapan dia membeli kalung ukiran yang berwarna silver itu. Sebab cuman ibunya seorang yang tahu, kapan dia dan anaknya membeli kalung itu. mungkin di saat mereka semua sibuk menikmati pemandangan yang Indah di mana matahari mulai terbenam.
"Jojo.. Terima kasih" Ucapnya lirih, sambil memeluk Jojo dengan perasaan haru. Gadis itu memeluk lama tubuh kecil Jojo, Yah dia terharu sebab anak kecil ini memberinya sebuah kalung tanpa tahu bahwa gadis itu berulang tahun saat ini. Walaupun seharian dia mengganggu dan bahkan membuat Jojo menangis karena kejahilannya, tapi Jojo malah memberinya hadiah dan menganggapnya sebagai keluarganya.
Walaupun mereka baru bertemu di waktu yang singkat ini, Tapi gadis itu tetap senang bisa bertemu Jojo dan orang tuanya. Bisa merasakan bagaimana rasanya memiliki seorang adik. Gadis itu berharap dalam hati semoga mereka di takdirkan bertemu lagi di lain waktu.
Jojo yang di peluk, juga membalas pelukan gadis itu, dengan menahan tangisnya yang enggan berpisah. Setelah beberapa waktu gadis itu melepaskan pelukannya, lalu memakai kalung pemberian Jojo.
"Nah.. sudah aku pakai.. dan tak akan aku lepaskan kalung pemberian adikku" Ucap gadis itu dengan senyuman yang menawan, sambil menunjukkan kalung yang telah dia kenakan di lehernya.
"Ya..! jangan di lepas..!" Jojo memerintah.
"Siap.. Tuan muda!" Jawab gadis itu, dengan suara yang terdengar tegas, lalu mengangkat tangan kanannya dan melakukan hormat layaknya seorang prajurit yang di berikan perintah oleh atasannya.
Kedua orang tua mereka hanya menggeleng kepalanya lalu tersenyum melihat anaknya. Setelah memakai kalung, gadis itu pun berpamitan pada orang tua Jojo.
Setelah berpamitan dengan keluarga Jojo, Dia dan keluarganya menuju mobil yang berada di parkiran. Setelah beberapa langkah mereka akhirnya sampai di parkiran di mana mobil mereka berada. Lalu ayah dan ibunya memasukkan beberapa barang yang mereka bawa dari rumah, ke dalam bagasi mobil.
Setelah memasukkan barang ke bagasi mobil, ayah dan juga ibunya langsung masuk ke mobil. Namun, gadis itu tidak langsung masuk ke dalam mobil dan malah pandangannya masih mengarah kelautan, dia memejamkan matanya sejenak mendengarkan deburan ombak dari tempatnya berdiri.
Gadis itu membuka matanya dan masih melihat keindahan pantai yang lumayan jauh dari parkiran, lalu pandangannya beralih pada Jojo dan keluarganya dari kejauhan, yang sedang melambaikan tangan padanya. Gadis itu pun mengangkat dan melambaikan tangannya pada mereka.
Karena putrinya belum juga masuk ke dalam mobil, Sang ibu lalu berkata "Sayang.. Ada apa..? Kenapa belum masuk..?"
Mendengar dirinya di panggil, dia pun langsung menoleh ke asal suara. Gadis itu menggelengkan kepalanya lalu berkata "Maaf Bu" Sambil memegang gagang pintu mobil dan membukanya, lalu masuk ke dalam mobil.
Gadis itu duduk sendirian di jok belakang, sedangkan ayah dan ibunya duduk bersebelahan di jok depan. Tak lama setelah gadis itu masuk ke dalam mobil, barulah mobil itu melaju menjauh dari pantai.
Sedangkan Jojo dan keluarganya yang masih berada di pantai memperhatikan mobil yang di kendarai oleh gadis itu dari kejauhan hingga tak terlihat lagi. Mereka berharap dapat bertemu kembali dengan gadis itu dan juga keluarganya.
'Semoga saja takdir mempertemukan ku denganmu lagi, kakak cantik. Tidak.! Aku yang akan mencarimu. Tunggu dan lihatlah kehebatan adikmu ini.!' Ucapnya dalam hati, dengan percaya diri.
Tidak lama setelah mobil gadis itu tak terlihat lagi, barulah mereka beranjak meninggalkan pantai itu juga.
***
Di sisi lain gadis itu yang telah berada dalam mobil masih memandang pantai dari balik kaca mobil di sebelah kiri, diapun merasa enggan meninggalkan pantai itu. Setelah pantai itu tak terlihat lagi, barulah dia memperbaiki posisi duduknya, menggeser sedikit tubuhnya ke tengah, tepat pada cermin depan mobil.
"Apakah hari ini kamu bahagia.?" Tanya Ayahnya dengan tiba tiba, sambil menyetir.
"Iya.. Aku sungguh bahagia.!" Jawabnya dengan senyum kebahagiaan di wajahnya, sambil melihat wajah ayahnya dari pantulan cermin depan mobil, namun tidak dengan perasaannya yang saat ini terasa aneh menurutnya.
"Syukurlah jika kamu bahagia.. Maafkan ayah ya karena hanya bisa meluangkan waktu di saat tertentu saja" Ucap sang ayah kembali.