"Ibu juga.!" Ucap sang ibu menimpali, dan menoleh ke arah belakang melihat putrinya, lalu melanjutkan ucapannya "maafkan ibu ya sayang..?".
"Ayah. Ibu. Kalian sibukkan karena ingin memenuhi kebutuhanku juga. Jadi kalian tidak perlu meminta maaf padaku, Lagi pula ini sudah lebih dari cukup bagiku". Kata gadis itu kepada orang tuanya, lagi-lagi ada perasaan aneh saat ayah dan ibunya mengucapkan kalimat maaf padanya.
Mendengar ucapan anaknya mereka berdua tersenyum bahagia. Mereka merasa bersyukur memiliki putri yang pengertian dan juga tak pernah mengeluh pada mereka, Yah walaupun sikapnya yang kadang seperti anak kecil, yang kadang suka berlari ke sana kemari bahkan di dalam rumah sekalipun, mungkin untuk menghibur dirinya sendiri jika kedua orang tuanya tidak berada di rumah.
Seperti saat melihat sang ayah yang baru pulang, dia langsung berlari keluar untuk memeluk ayahnya, begitu pula jika dia baru melihat ibunya, tapi kadang sang ibu menegurnya karena takut putrinya jatuh dan terluka.
Terlihat jelas dari balik kaca mobil. Langit telah gelap, menandakan hari telah berganti malam, Setelah mengatakan kalimat itu pada orang tuanya diapun mencari earphonenya di dalam tas kecilnya.
"Sayang.. Bagaimana.? Apa kamu sudah memilih melanjutkan pendidikanmu di mana..?" Tanya Sang ayah kembali.
Mendengar pertanyaan ayahnya, gadis itu menghentikan tangannya tiba-tiba yang sedang mencari earphonenya di dalam tas, lalu menatap sang ayah dari pantulan cermin pada mobil di depannya.
"Entahlah, aku belum memikirkannya" Jawabnya dengan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"mm.. aku akan melanjutkan pendidikanku bersama temanku, mungkin di jurusan yang sama dengannya.. Aku belum tahu dia mau lanjut di mana dan mengambil jurusan apa, nanti akanku tanyakan" Lanjutan lagi.
"Hm.. Begitukah.?"
"Iya.. Apa ayah akan marah padaku..?" Tanyanya dengan ragu pada ayahnya.
"Tentu saja tidak, sayang.. Mana mungkin Ayah marah padamu. Apa pun pilihanmu ayah akan mendukungmu asalkan kamu bahagia. Namun jangan menyesal nantinya ya, karena itulah pilihanmu, makanya pikirkanlah dengan baik karena pilihanmu sekarang yang akan menentukan masa depanmu" Kata Sang ayah menasehati.
"Baiklah ayah. Akan aku ingat perkataan ayah, dan memikirkannya lagi dengan baik"
"Baguslah jika kamu mau mendengarkan saran ayah. Oh..! siapa teman itu..?" Tanyanya kembali.
"Pffft... Namanya Anna.. Annabel" Jawabnya sambil tertawa kecil. Sang ayah hanya menganggukkan kepalanya mendengar jawaban putrinya.
"Ada apa..? Kenapa kamu tertawa saat menyebut nama temanmu..?" Tanya ibunya yang melihat putrinya dari kaca mobil yang sedang tertawa kecil di belang.
"Tidak ibu.. aku tertawa karena mengingat wajah kesalnya kemarin" Jawabnya dengan senyum yang lebar. "Kemarin kami bertemu di salah satu Cafe yang tidak jauh dari rumah dan dia mengatakan ingin datang ke rumah hari ini untuk merayakan ulang tahunku bersama-sama, tapi aku melarangnya datang ke rumah dan menjelaskan padanya jika aku akan menghabiskan waktu bersama ibu dan ayah di luar. Namun dia tetap kesal dan langsung meninggalkanku sendirian di Cafe" Jelasnya panjang lebar pada sang ibu, sambil menghela nafas.
"Sayang. Kenapa begitu sama temanmu.? Kenapa tidak mengajaknya saja ikut ke pantai bersama kita, tadi.?" Tanya ibunya kembali.
"Maaf Bu.. Aku cuman ingin menghabiskan waktu bersama kalian di hari istimewa ini" Jawabnya dengan rasa bersalah. "Hanya bertiga saja. Ayah.. Ibu.. dan Aku. Seperti tahun-tahun kemarinnya" Lanjutnya lagi.
"Iya sayang, maafkan ibu ya.?" Ucap ibunya, menolehkan tubuhnya ke belakang, Sambil meraih tangan putrinya lalu mengelusnya dengan lembut.
"Hm" Gadis itu hanya berdehem lalu tersenyum pada sang ibu. Sedangkan ayahnya hanya mendengar percakapan sang istri dengan anaknya, dan hanya fokus memperhatikan rambu lalulintas dan juga keadaan di sekitar jalan yang tidak terlalu ramai, Yah suasana di sekitar jalanan itu memang terlihat lumayan sepi.
Lalu gadis itu melanjutkan mencari earphonenya di dalam tas. Saat sedang mencari earphonenya, Sang ibu berkata "Sayang.. karena perjalanan masih jauh, maka istirahatlah dulu, kamu pasti lelah karena sejak tadi kamu terlalu aktif bermain air dan juga bermain kejar kejaran bersama Jojo"
Setelah menemukannya, dia pun mengenakannya pada kedua telinganya. "Baiklah, Bu" katanya sambil merebahkan tubuhnya ke belakang dan mendengarkan musik kesukaannya, menuruti perkataan ibunya untuk beristirahat.
Karena pantai yang dia kunjungi bersama orang tuanya itu berada di luar kota, jadi mereka harus menempuh perjalanan yang cukup lama dan bahkan harus menghabiskan waktu berjam-jam.
Walaupun jalannya lumayan sepi, namun ayahnya tidak mengebut. dan malah melajukan mobilnya di bawah 100km / jam. Kecepatan mobil itu tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat pula, sebab ayahnya menyesuaikan kecepatan mobil yang mereka kendarai dengan pengendara yang lain. Ayahnya memang selalu mematuhi rambu lalulintas, sebab takut terjadi hal yang tidak di inginkan.
Setelah merebahkan tubuhnya gadis itu pun memejamkan kedua matanya sambil menikmati musik melalui earphone yang dia kenakan di telinganya.
Tidak lama mobil yang mereka kendarai berhenti sejenak di perempatan jalan, sebab bertepatan saat lampu lalulintas yang awalnya berwarna hijau telah berganti berwarna menjadi merah. Mereka harus menunggu, mungkin kurang lebih sekitar 60 detik, agar lampu lalulintas berganti warna lagi ke warna hijau.
"Ayah.. Ibu.." Panggilnya dengan tiba-tiba pada kedua orang tuanya, dengan suara yang lirih dan mata yang masih terpejam, sambil melepas salah satu earphonenya di telinga kanannya.
"Iya. sayang..?" Sahutnya serempak "Kenapa belum tidur. sayang.?" Lanjut ibunya lagi.
"Aku sudah memejamkan mataku. Namun, tidak bisa tidur" Katanya jujur.
"Ayah.. Ibu.." Panggilnya lagi
"Iya. sayang..?" Sahutnya lagi dengan serempak, sambil menunggu perkataan putrinya.
"Hari ini aku sungguh bahagia" Ucapnya yang kesekian kalinya bahwa dirinya 'Bahagia' kepada orang tuanya, dengan mata yang masih terpejam dengan bibir kecilnya yang tersenyum.
"Ayah dan ibumu, tentu saja sudah tahu. Bukankah kamu sudah mengatakannya sejak tadi.?" Ucap ayahnya dengan senyuman di wajahnya, ibunya pun ikut tersenyum.
Tidak butuh waktu yang lama, lampu lalulintas akhirnya telah berganti hijau. Lalu sang ayah pun mulai melajukan mobilnya ke depan.
"Ayah.. Ibu.." Panggilnya untuk kesekian kalinya.
"Hm..?" Kedua orang tuanya hanya berdehem.
"Aku ingin seperti ini saja.. hanya bertiga.." Dia terdiam sejenak, lalu melanjutkannya lagi "Menghabiskan waktu bersama kalian, di tahun-tahun berikutnya.. hanya ingin seperti ini.." Ucap gadis itu dengan lirih, sambil membuka matanya dan memandang wajah orang tuanya melalui kaca depan mobil. Lalu gadis itu melirik ke sebelah kanannya, melihat ke arah luar di balik kaca mobil, dengan tiba-tiba dia langsung membelalakkan matanya.
Betapa terkejutnya gadis itu saat melihat ada sebuah truk yang melaju kencang ke arahnya, dari arah kanan.
"Ayaaaah..!" Teriaknya, lalu dengan spontan dia mengangkat kedua tangannya, dengan membentuk menyilang di depan wajahnya, seakan dapat melindunginya.
Namun, sayangnya. Karena Truk itu muncul dengan tiba-tiba. Sehingga mobil yang dikendarainya tidak dapat menghindar dari Truk itu. Dari arah kanan perempatan jalan, Truk yang melaju dengan kecepatan tinggi itu pun menabrak mobil yang dikendarai oleh gadis itu bersama orang tuanya dengan sangat keras.
"BRUAAAK.!!!"
***