Perlahan demi perlahan akhirnya orang yang ia tunggu pun membuka kedua matanya. Rasa khawatir yang menyelimuti hatinya sedari tadi kini menghilang dan tergantikan oleh perasaan lega.
"Ya ampun, Yo, akhirnya lo sadar juga," seru Qinara, kakak cerewet menurut Genio. Gadis itu akhirnya mendekat dan duduk ditepi ranjang tepat disamping adiknya. "Lo bikin gue jantungan tahu gak, Yo?!"
Genio yang baru sadar pun masih diam memperhatikan apa yang dikatakan oleh kakaknya itu, rasa pusing dikepalanya belum benar-benar sepenuhnya pulih.
"Eh, kakak udah dong kasian adiknya jangan diajak ngobrol terus." Itu suara Bella, Mama kandung dari Genio dan Qinara. Kemudian tatapannya beralih sepenuhnya menatap putra bungsunya itu sembari mengelus pipi putihnya. "Sayang, kamu kok bisa pingsan, kenapa?"
Tatapan Bella berubah menjadi sendu ketika melihat wajah putranya yang baru saja sadarkan diri dari pingsannya itu. Jauh di dalam lubuk hatinya, ia begitu mengkhawatirkan laki-laki itu.