"Gue minta maaf Zayn.. Gue minta maaf.. Gue sadar kalau selama ini gue udah salah.. Maaf karena gue sudah membuat lo merasakan kehilangan yang sama seperti yang gue rasain.. Padahal gue pun tahu bagaimana rasanya kehilangan seorang ibu.." ucap Drajat menyesal.
Zayn berjalan perlahan, mendekati Drajat.
Ia lalu meletakkan tangan kanannya di pundak Drajat.
Mereka semua benar-benar cemas. Takut, keributan itu akan kembali terulang.
Zayn mengusap kasar air mata yang mengalir pada wajahnya sendiri.
"Maafin bokap gue Jat.." ucap Zayn menunduk.
"Maafin.." ucap Zayn.
"Dia memang brengsek Jatuh!! Dia juga seorang pembunuh!! Lo berhak membenci dia tapi tolong.. Maafin dia.. Karena dia.. Hiks.." ucap Zayn tak sanggup melanjutkan kalimatnya.
Matanya kini berkaca-kaca.
"Apa maksud lo Zayn??" ucap Drajat.
Zayn menangis. Tubuhnya perlahan merosot ke tanah.
Calvin pun menghampiri Zayn. Menyentuh punggungnya.
"Lo kenapa Zayn??" ucap Calvin berjongkok di depan Zayn.