"Apa yang diragukan lagi?! Tulisan tangan itu sudah jelas mengarah ke dia! Kenapa kalian masih tidak berani menangkap dia?!" emosi Arzam pada beberapa polisi yang ada di sana.
"Ndan, menangkap dia bukanlah hal yang mudah... Dia adalah seorang mafia.. Bukan kami tak mempercayai ucapan anda tapi resikonya sangat berbahaya ndan..." ucap salah satu polisi.
"Kalian ini seorang polisi! Abdi negara! Apakah seperti ini mental seorang abdi negara?! Mental apa-apaan ini?! Bagi saya, mati karena bela negara lebih baik dari pada diam dan hanya memakan gaji buta!" tegas Arzam dan pergi dari hadapan mereka semua.
Mereka semua menunduk setelah mendengarkan penuturan Arzam tadi.
"Apa yang dikatakan komandan Arzam ada benarnya juga.. Beliau bahkan menjadi sasaran utama mafia tersebut tapi beliau tetap dengan tegas mengusut kasus tersebut tanpa rasa takut. Sedangkan kita? Kita yang belum saja memulai apa-apa sudah mundur sebelum perang." ucap salah satu polisi.