"Kita beli eskrimnya di kedai Es krim favorit ku aja ya." kata Zya dengan bersemangat.
"Iya sayang dimana pun tempatnya terserah kamu, tapi makan es krimnya jangan terlalu banyak ya?" kata Azka yang tidak mau Istrinya jatuh sakit karna kebanyakan makan es krim.
"Iya....iya...," Kata Zya, yang merasa jengah dengan suami yang terlalu berlebih-lebihan.
"Aku aja yang mesenin es krim nya ya, Zya suka yang coklat kan? dengan semuanya toping berunsur coklat juga?" kata Azka yang menebak dengan tepat sasaran.
Zya hanya menganggukkan kepalanya saja, kok bisa ya Azka tau es krim kesukaan Zya bukannya Azka baru mengenal Zya, pikir Zya yang merasa heran.
"Hay Zya ya?" tanya seseorang laki-laki dengan yang menurut Zya tidak dikenalnya.
"Maaf anda siapa ya?" kata Zya mungkin orang ini adalah seseorang yang Zya kenal tapi Zya lupa.
"Aku Ali Zya, kok kamu lupain aku sih? padahal akau kesini sengaja mau buktiin rasa sayang aku ke kamu...," kata lelaki yang mengaku bernama Ali itu.
"Maaf Ali yang mana ya?" kata Zya merasa bingung karna memang ada beberapa teman sekelasnya di bangku SMA yang bernama Ali.
"Aku cowok yang sering chatan ama kamu 5 tahun yang lalu, Sahabat kamu yang menyukaimu secara diam-diam." kata pria yang mengaku bernama Ali itu.
Mana mungkin, Ali yang chatan ama aku itu kan lagi sakit kangker darah dan wajahnya juga berbeda kayaknya, Dia gak mau nunjukin muka aslinya pada ku.
"Maafin aku baru datang sekali aku sibuk berobat, rencananya aku mau ngelamar kamu setelah aku sembuh kamu mau kan nerima aku." kata Ali sambil memegang kedua tangan Zya.
Azka pun terbakar api cemburu melihat tangan Istrinya yang dipegang Pria lain, tanpa pikir panjang Azka langsung menemui istrinya dan meletakan pesanan es krim Zya dimeja. seolah tidak terjadi apa-apa tapi setelah itu tanpa aba-aba Azka langsung memukuli wajah Pria yang berani-beraninya memegang tangan istrinya itu.
"Kurang ajar kau, berani-beraninya kamu memegang tangannya." kata Azka disela-sela memukul laki-laki yang telah lancang itu.
"Emangnya Anda siapanya Zya berani-beraninya melarang saya untuk memegang tangan Zya." kata Ali yang membalas pukulan Azka.
"Azka sudah kamu salah paham, dia cuman temen lama yang ingin minta maaf." kata Zya berusaha memisahkan kedua laki-laki Yanga Salang baku hantam.
Karna kebingungan bagaimana cara menghentikan mereka saat Azka memukul Ali sampai terpental jauh, Ali ingin memukul Azka dari tapi Zya menghadangnya dengan memeluk Azka dihadapan Ali. Sehingga membatalkan niat Ali untuk memukul Azka.
"Sudah cukup, jangan saling menyerang lagi. Azka dia cuman teman lama ku, dan kau Ali dia adalah suamiku....," kata Zya sambil menangis memeluk tubuh Suamiya itu, entah lah Zya merasakan sakit saat melihat muka Azka sedikit memar, dan bibirnya sedikit robek. Padahal kondisi Ali jauh lebih mengenaskan.
"Kau tidak dengar apa yang telah Istriku ini katakan? pergilah sana dan jangan menggu istriku lagi!" kata Azka dengan pandangan mengejek dan tidak suka pada Ali.
"Zya katakan bahwa yang dikatakan pria itu tadi bohong kan, kamu juga mencintai ku kan Zya?" kata Ali tidak bisa menerima kenyataan bahkan matanya telah berkaca-kaca.
"Dia adalah suami ku, kau tidak salah dengar dan sekarang kau bisa pergi dan jangan pernah menemui ku lagi." kata Zya dengan dingin tanpa melihat muka Ali.
Karena merasa malu diperhatikan banyak orang di kedai itu, Ali pun memutuskan untuk pergi dari tempat itu dengan raut muka malu dan kecewa.
"Kamu gak papakan Ka? ada yang sakit gak?" kata Zya melihat bibir Azka sedikit berdarah dan terdapat berfikir memar disekitar pipinya. Bahkan Zya bertanya disertai dengan Isak tangis karna merasa bersalah, kalau saja Zya tidak membiarkan pria itu memegang tangannya dengan sembarang pasti Azka tidak akan terluka.
"Aku gak papa sayang, itu tadi hanya sedikit pemanasan. Kamu gak perlu hawatir aku baik-baik aja kok." kata Azka tersenyum kemudian mengecup kening Zya.
Zya yang merasa tidak yakin akan kata-kata Suaminya yang mengatakan bahwa Azka baik-baik saja, mencoba menyentuh bibir Azka yang sedikit robek itu suaminya itu sedikit meringis.
"Azka bohong katanya baik-baik aja, ayo sekarang kita keruh sakit." Kata Zya dengan hawatir bahkan membawa Azka kearah mobil yang mereka tumpangi tadi. Zya sudah melupakan tujuan awalnya ketempat itu yang ingin memakan es krim hanya karna melihat Azka terluka sedikit.
Untungnya Azka telah membayar eskrim tersebut sebelum Mereka pergi pulang tadi. mereka memutuskan pulang atau lebih tepatnya Azka memutuskan pulang karna merasa lukanya itu hanya luka ringan bahkan dulu Azka pernah luka lebih berat dari ini.
Samapai kerumah Zya langsung mengambil Kotak P3K dan langsung mengobati luka suaminya itu. Tentu saja Azka sangat menyukai apa yang telah dilakukan zya padanya, bahkan perlakukan Zya berhasil membuatnya melupakan rasa cemburunya pada lelaki asing itu saat ini .
"Apakah terasa sakit?" kata Zya yang mengobati luka pada wajah suaminya itu secara perlahan.
Azka hanya menggelengkan kepala sambil pandangannya terfokus pada wajah Zya yang terlihat serius mengobatinya. Karena melihat Azka yang malah tersenyum aneh Zya pun sedikit menelan tangannya pada saat mengompres pipi suaminya itu.
"Aw... yang iklas dong Yang." kata Azka yang merasakan sedikit perih diwajahnya karna tekanan dari tangan istrinya yang kuat menekan luka memar itu.
"Katanya tadi gak sakit, aku kan cuman ngetes aja apa benar gak sakit," kata Zya dengan tampang muka polos nya.
"Iya deh iya.... sakit, pelan-pelan dikit ngobatinnya yang!" Kata Azka pura-pura cemberut.
"Iya suamiku sayang... lain kali jangan berantem lagi, hati aku tuh sakit banget liat kamu terluka kayak gini, emmuach, emmuach, emmuach." kata zya kemudian mengecup kedua pipi dan kening suaminya itu dengan penuh kasih sayang dan memeluknya.
Azka yang mendapat perlakuan dari istri itu langsung membalas pelukan Zya dan mengecup kepala Zya dengan sayang, sungguh Maka nikmat Tuhan mana yang telah engkau dustakan Azka, sungguh Azka sangat bersyukur karna telah menyukai Zya dari kecil sampai detik ini. "Ya Allah tuhan ku yang tidak pernah tidur dan selalu menyusun Skenario terbaik untuk hidupku.... tolong jangan biarkan istri ku ini membenciku suatu saat nanti," kata Azka dalam hatinya.
"Azka kok nangis sih? masih sakit ya bagian yang dipukul Ali tadi." kata Zya yang melihat suaminya meneteskan air mata.
"Gak kok sayang udah sembuh kok, kan tadi udah diobati ama istri aku yang cantik ini." kata Azka menyangkal mana mungkin dia mengakui bahwa dia menangis karena insiden dimasa lalunya itu, bisa jadi masalah jika Azka tidak menjelaskan diwaktu yang tepat.