Chereads / apakah cinta sejati / Chapter 47 - Cewek barbar

Chapter 47 - Cewek barbar

" Aku ingin pulang, aku ingin bersama mama. cepat antar aku pulang sekarang mengapa kau harus menculik ku bukankah sudah kukatakan aku bukan perempuan yang bernama Zya seperti yang kau cari." kata Kania marah-marah pada Muzza karna telah memenjarakannya pada kamar yang mewah tapi Nia lebih suka kebebasan Nia baru saja sadar dari koma 2 tahunan lalu dan sekarang sialnya dia harus diculik oleh laki-laki yang menggapnya Kania sebagai tunangannya.

Jika dilihat dari sikapnya memang perbedaan terlihat sangat jelas bagaimana mungkin Kezya bersikap perempuan yang didepannya matanya itu terlihat sangat tidak tau sopan santun dan barbar seperti itu.

"Maaf tuan ada hal penting yang ingin saya sampaikan?" kata Amir menghampiri Muzza yang sedang berada didepan pintu kamar wanita yang dianggap sebagai tunagan nya itu.

"Iya katakan saja." kata Muzza dengan tegas.

"Kami rasa Nona itu merupakan bukan nona Zya yang asli karena kami tidak berhasil menemukan wanita yang kami curigai mirip dengan nona Zya itu, atau mungkin kami telah salah orang tuan." kata Amir menjelaskan.

Hal itu tentu saja membuat Muzza yakin bahwa wanita yang dikurungnya dikamar itu merupakan Zya yang lupa ingatan. Mungkin Terjadi sesuatu yang tidak diketahui pada saat penculikan Zya itu, setidaknya sekarang Azka bersyukur karna wanita yang mulai disukainya itu lupa ingatan sehingga Azka bisa memanfaatkan untuk lebih dekat dengan Zya.

karna merasa penasaran dengan Zya yang tiba-tiba menjadi diam Muzza pun mengecek kamar Zya.

"Zya bagun, Zya ... bangun.... cepat panggilkan dokter pribadi sekarang kalian tidak lihat tunangan ku ini tidak baik-baik saja."

Kata Muzza dengan panik menghawatirkan Zya yang terlihat sangat pucat.

Setelah 10 menit dokter Cika datang.

"Maaf tuan seorangnya nona mengalami trauma yang menyebabkannya menjadi pingsang karna rasa takut yang berlebihan, Nona mengalami gangguan cemas karna traumanya itu dan mungkin juga menyebabkan sebagian memorinya hilang yang berkaitan dengan trauma itu. sebaiknya anda harus berusaha menghindar hal-hal yang membuat nona cemas berlebihan untuk sementara. saya telah menuliskan resep obat untuk mengurangi kecemasan nona." kata dokter Cika.

"Baiklah kau boleh pergi. Naya cepat belikan obat sesuai dengan resep yang lelah ditulis dokter Cika." kata Muzza yang tatapan nya tidak teralih dari muka Zya.

"Baik anda bisa undur diri tuan. anda dapat menghubungi saya jika terjadi sesuatu hal yang serius." kata dokter Cika sebelum meninggalkan ruangan.

Azka hanya menggapi nya dengan angukan. Bagaimana bisa Aku baru mengetahui bahwa zya mempunyai trauma sampai-sampai membuat sebagian memorinya hilang. pantas saja perilakunya sangat berbeda. Muzza terus menggenggam tangan Zya yang mulai hangat.

"Apakah aku harus memanggil nya dengan nama Kania untuk mengurangi perasaan cemasnya. Aku hanya takut kehilangan perempuan sebaik dia, dia sangat cocok untuk menjadi istri ku bahkan dia merawat ku dengan baik diwaktu aku sakit." kata Azka mengingat Zya yang sangat perhatian padanya dulu atau beberapa bulan yang lalu .

"Kepalaku sangat sakit, dan perutku sangat lapar bisakah kau melepaskan ku sekarang aku ingin pulang dan merindukan masakan mama." kata Kania dengan lemah tapi tetap keras kepala ingin pulang.

"Kania kau bisa makan disini saja, dan mulai sekarang rumah mu disini." kata Muzza terpaksa memanggil Zya dengan nama Kania karna mengikuti saran dari dokter tadi. mungkin Zya cemas karna Muzza selulu memangilnya seperti orang lain.

"Akhirnya kau sudah menyadari bahwa aku bukan Kezya yang merupakan tunagan mu itu, tapi Aku memiliki rumah sendiri bersama mama jadi aku tidak perlu tinggal di rumahmu yang kelewat tidak besar dan tidak nyaman ini." kata Zya yang kekeh tetap ingin pulang.

"Baiklah kau harus makan dulu supaya memiliki banyak tenaga untuk pulang nanti ayo sekarang buka mulut." kata Muzza yang mulai menyuapi Kania.

Nia sekilas berpikir bahwa yang dikatakan laki-laki yang tidak di ketahui namanya itu benar juga sehingga membuat Zya membuka mulutnya dan menerima suapan bubur yang telah disiapkan Muzza.

Tok, tik,tok.

"Maaf tuan saya ingin mengantarkan obat untuk nona." kata Naya yang merupakan Sekertaris pribadi Muzza sekaligus asisten pribadinya.

"Letakan saja di atas meja dan kau bisa menyelesaikan pekerjaan mu yang lain." kata Muzzamil dengan formal.

"Mengapa kau mengusir wanita itu, wanita itu terlihat sangat menghormati mu." kata Kania dengan sok tau.

"Dia hanya asisten pribadiku yang terikat kontrak pekerjaan." kata Muzza dengan malas dan terus menyendokan makanan untuk Kania.

"Sudah cukup, aku sudah merasa sangat kenyang." kata Zya saat melihat Azka yang ingin menyuapi makan itu untuk Nia.

"Kau hanya memakan makananmu setengah porsi saja pantas saja badan mu sangat kurus, sekarang minumlah obat mu agar sakit kepala mu berkurang." kata Azka yang kemudian memberikan Zya beberapa butir obat dan air minum.

"Aku hanya sakit kepala biasa tapi mengapa obatanya sampai 3 butir, sudah kukatakan tadi bahwa aku ini langsung bukan kurus." kata Nia tapi tetap menelan obat itu tanpa kendala.

"Pintar sekali, lain kali gunanya baju yang benar, jangan kekurangan bahan seperti ini. kau tidak lihat badan mu yang sangat kurus dan tidak menarik ini sangat menggangu pemandangan." kata Muzza sambil mengacak-acak rambut Kania.

"Keliatannya kau memang tidak normal, kau mungkin menyukai sejenis mu?" kata Kania dengan santai.

Tentu saja hal itu membuat hal itu membuat Muzza sedikit tersinggung, Muzza pernah mempunyai pacar yang belok tapi dirinya tidak akan belok.

"Sekarang aku sudah mengetahui mengapa kau mengejar-ngejarku pasti kau ingin agar saat menikah denganku nanti tidak akan ada yang beranggapan bahwa kau adalah seorang gay." kata Kania dengan tatapan mengejek Muzza.

"Terserah kau saja ingin menganggap ku apa yang terpenting sekarang beristirahat agar cepat sembuh, sepertianya otakmu sedikit bermasalah." kata Muzza yang membuat Kania kesal.

"Berani nya kau..... otakku baik-baik saja dan yang bermasalah itu dirimu, hanya dirimu yang tidak tertarik dengan pakaian ku yang seksi seperti sekarang ini." kata Kania yang pura-pura menggoda Muzza.

Muzza hanya menatap nya datar dan berusaha untuk mengendalikan diri agar tidak terpancing dengan sikap wanita barbar ini.

"Tidur lah kau harus membayar hutang mu besok, tubuh mu tidak benarik sama sekali bahkan sangat lurus seperti papan triplek." kata Muzza dengan malas.

"Beraninya kau menghina ku... kau pasti akan menyesal, lihat saja aku akan membawa laki-lakinya yang tampan untuk membeberkan ku dari seorang gay yang berbahaya seperti mu ini." Batin Kania.

"Jangan pernah berfikir bahwa kau akan lolos dari sini kau hanya akan bersama ku dan tidak bisa pergi dengan laki-laki lain tanpa seizin ku." kata Muzza menatap Kania datar dan tajam bahkan dia terlihat sangat marah.