Saat Zya ingin ketoilet dan tidak sengaja melewati gudang serbaguna sekoh karna itu adalah jalan tercepat ke toilet, Zya mendengar ada beberapa siswa sedang berbicara seperti nya hal serius, Kezya sebenarnya bukan tipe orang yang suka kepo tapi karna dia tidak sengaja melihat bocal pria yang baru datang dan bergabung dalam obrolan itu maka Kezya terpaksa menguping.
" Cemot..... gimana dah berhasil belum loh taklukkan hatinya putri es?" kata seorang pria.
" Waktunya cuma seminggu, dan besok hari terakhir kalo kamu belum jadian Ama dia berarti kamu seorang pecundang yang kalah taruhan, dan kamu harus bayar 20 juta sesuai perjanjian kita." kata pria lainnya.
Sedangkan pria lainnya hanya mengangguk-anggukkan kepala karna setuju dengan ucapan kedua pria tadi. mereka terdiri dari 7 orang.
"Kalian tenang aja besok juga pasti gue jadian ama dia karna kemaren aku udah nembak dia, paling dia juga sekarang udah seneng banget dan nantik akan nerima aku jadi pacarnya dan setelah itu aku akan mutusin dia....., seperti wanita bodoh lainnya...., dia bahkan terlalu polos dan bodoh." ucap Cemot dengan percaya diri.
Sementara Kezya sudah tidak sanggup menahan amarahnya setelah mengetahui fakta bahwa bocah itu ternyata hanya menjadikan dia bahan untuk dimanfaatkan dan di permainan. Kezya kemudian pergi melanjutkan tujuan utamanya yaitu ketoilet, dia mencuci muka bebepaka kali, dan berkata kepada dirinya sendiri bahwa dia bukan mainan atau bahan taruhan bocah kurang ajar itu.
Saat ingin kepustakaan untuk membaca novel seperti biasanya karna malas kekantin, Kezya tidak biasa makan jam 9, Kezya hanya makan 2 kali sehari yaitu siang jam sebelum jam 1 dan malam sebelum jam 7.
Dan biasa ngemil snek tergantung mut. tiba-tiba bocah kurang ajar itu menghadangnya dan hampir memeluknya untunglah Kezya pintar mengelak dan tidak jadi dipeluk oleh bocah itu, tapi tangannya ditarik oleh bocah itu dan terpaksa Kezya menatap bocah itu dengan datar tanpa ekpresi.
"Kok kamu gak senyum si ke aku, kenapa juga mukanya datar kayak gitu, aku minta maaf deh kalo tadi salah karna ingin meluk kamu, tapi aku cuman kangen karna kemaren aku chat gak kamu bales terus telpon gak kemu angkat." kata bocah itu denga sok sedih.
Dia pikir Kezya sangat polos dan bodoh sehingga percaya saja dengan ucapan buayanya itu. Tapi dia mengetahui saja bahwa Kezya sudah mengetahui fakta tentangnya dan kenapa dia mendekati kezya.
"Jangan menggangguku bocah." kata Zya dengan datar dan ketus kemudian berjalan meninggalkan bocah itu, tapi bocah itu tetap mengikuti nya walau tanpa suara seperti biasanya.
Tiga kata yang keluar dari mulut Zya itu bagaikan petir di siang bolong, karna seumur hidupnya cemot menjadi seorang play boy tidak ada seorang wanita pun yang merasa terganggu malahan mereka sangat bahagia karna di perhatikan oleh cemot yang mempunyai kadar ketampanan diatas rata-rata. Setelah lama berfikir bocah itu pun menyimpulkan mungkin Kezya sedang haid jadi moodnya berubah dan menjadi ketus dan dingin karnanya.
"Kezya maafin aku ya..., kamu lagi kena palang merah ya, makannya ketus dan datar ke aku... tapi aku tetap sayang kamu kok, kamu mau kan jadi pacar aku yang tampan ini?" kata bocah itu dengan kelewat percaya diri.
" Dalam mimpimu saja tidak ku izinkan". kata Zya dengan muka datar.
"Kok kamu gitu si ke aku, aku kan sayang kamu, buktinya selama seminggu ini aku selalu ada buat kamu dan didekat mu". kata bocah pria itu protes.
"Aku tidak pernah meminta mu untuk tetep disini." kata Kezya tanpa mengalihkan pandangannya pada novel, ia Kezya dari tadi mendengarkan ucapan bocah itu sambil membaca novel.
"Tapi aku sayangnya cuma ama kamu, aku gak bisa hidup tanpa kamu." kata pria itu dengan tampa sok serius padahal semuanya adalah kebohongan.
"Kalau begitu mati saja kau." kata Kezya dengan santai kemudia masuk ke perpustakaan meninggalkan pria itu yang syok akan ucapan putri es itu.
"Apa dia bilang, dia menyuruhku mati?, kalau bukan karena taruhan sialan itu akau tidak akan sudi dekat memandangnya dan bahkan duduk dengannya, ini adalah hari terakhirku bertaruhan bisa tercoreng muka ku ini karnanya jika dia menolakku. Tidak dia tadi hanya mengujiku aku akan menembaknya dengan cara yang lebih romantis." gerutu bocah itu dan kemudian kembali kelasnya untuk menyusun rencana.
Kezya sangat lega akhirnya bocah itu tidak mengusiknya lagi. Tapi entah dia merasa seperti ada yang hilang, karna selama beberapa hari ini ada orang menemaninya walaupun dia hanya di jadikan bahan taruhan, tapi entah lah Kezya sedang berusaha untuk melupakan bocah buaya yang kurang ajar itu dan melanjutkan membaca novel.
Siang setelah makan siang dengan bekal yang di buat kan bundanya Kezya kemudia ke aula karna ada panggilan untuknya, tapi setelah tiba di sana Kezya terkejut karna menemukan bocah itu tengah berlutut padanya .
"Kezya aku benar-benar tidak bisa hidup tanpamu, kamu maukan menjadi pacarku dan jadi calon istri ku?" kata bocah itu tiba-tiba nembak Kezya didepan umum, dengan percaya diri.
Kezya hanya tersenyum datar takjub melihat bocah itu yang kekeh ingin menjadikannya bahan taruhan.
"Kau terlalu baik untuk ku...., saking baiknya lebih baik kamu mati dari pada hidup denganku, jangan berharap tinggi atau kamu akan menyesal bocah, berani-beraninya kau menjadikan ku bahan taruhan murahanmu itu." kata Kezya dengan datar.
Sedangkan siswa-siswi kaget akan jawaban dari Kezya, Kezya adalah orang pertama yang berhasil menolak bocah play boy itu. bahkan Kezya juga orang pertama yang memberikan pelajaran pada buaya itu.
Bocah itu hanya kaget dan ingin marah karna penolakan Kezya dan ucapan keya tadi juga merupakan hinaan untuk nya.
"Beraninya kau menghina ku gadis es". kata cemot kemudian pergi dari sekolah dengan rasa malu.
Bahkan sekarang dia sangat merasa malu karna perkataan wanita itu tadi yang mengatakan "Lebih baik mati dari pada hidup dengannya," uang bukanlah masalah bagi cemot karna dia termasuk orang yang lebih dari cukup, bahkan cemot sudah membayar dua kali pada teman-teman karna kalah taruhan tadi, tapi penghinaan ini sangat melukai harga dirinya.
"Sial.. sial.. sia...lan... berani sekali dia menghinaku... brakkk.... ting... ting tar..." kata cemot sambil ngamuk didalam kamarnya dan membanting apapun yang berada didekatnya.
"Aden kenapa den... " kata bik Inah panik karna melihat cemot mengamuk, bahkan tangannya telah mengeluarkan darah.
"Tidak apa-apa bik, saya hanya kalah taruhan." kata cemot menarik napas dalam dan berkata pelan untuk meredah emosinya.
Cemot anak satu-satunya seperti Kezya tapi dia terlalu bebes sedangkan orang tuannya sibuk kerja keluar kota atau bahkan keluar negri, Ayahnya mengurus perusahaan yang lumayan besar sedangkan ibunya salah satu disainer kelas dunia yang sangat sibuk.
Cemot tinggal dengan bik Inah seorang perempuan paru baya yang selalu merawatnya dari kecil, iya bik Inah adalah ART dirumahnya tapi cemot menganggap nya seperti ibu kandungnya sendiri.
Bik Inah tidak berkerja sendiri dirumah besar itu tentunya ada 2 satpam dan 3 pelayan lain tapi mereka tinggal di belakang rumah berjarak 50 meter dari rumah besar itu, di rumah Kusus untuk ART dan satpam, sedangkan bik Inah tetap tinggal di rumah majikannya karna permintaan cemot.
Di rumah Zya
"Ayo nak kita kerumah kakekmu dan kita akan menghadiri pemakamannya , Ayah mu telah pergi terlebih dahulu dan kita akan menyusul Ayahmu kerumah kakekmu, kita akan pindah kesana karna ini merupakan permintaan terakhir beliau." kata ibu Zya dengan raut wajah sedih.
Dan Zya pun pergi kerumah kakeknya bersama ibunya tanpa mempertanyakan lagi kena ibunya menangis , karna semua sudah sangat jelas.
Itu lah akhirnya perjalanan cinta Zya ketika SMP, dan dia akan memulai SMA di tempat berbeda karna mengikuti kemauan orang tuanya.