Chereads / apakah cinta sejati / Chapter 77 - Ungkapan jati diri azka yang tertunda

Chapter 77 - Ungkapan jati diri azka yang tertunda

"Yang sebenarnya aku ingin mengungkapkan pada mu tentang siapa diriku yang sebenarnya. Tolong kau berjanjilah jangan pernah meninggalkanku... sebelum it," Ucap Azka dengan serius menatap kedua bola mata istrinya itu dengan penuh keseriusan.

Zya memandang wajah azka dengan saksama, tidak biasanya suaminya ini bersikap sangat serius dan bahkan memintanya berjanji. Zya bukannya tidak ingin berjanji tapi tidak ada yang tau akan takdir dari allah kedepan nanti, lagi pula jauh sebelum Azka memintanya untuk berjanji bahkan zya telah mempunyai prinsip dalam hidupnya bahwa siapapun yang akan menjadi suaminya kelak Zya selalu berada disamping suaminya dalam keadaan senang maupun sedih kecuali suaminya sendiri yang mengusirnya pergi dari rumah mereka dan prinsip itu berlandaskan atas dasar keyakinannya pada allah tuhan yang maha baik dan maha mengetahui .

"Insya allah bang aku tidak akan meninggalkan mu terkecuali maut dan kau mengusirku." Ucap Kezya menatap kedua bola mata suaminya itu dengan dengan mantap tanpa keraguan.

"Aku tidak akan pernah mengusir mu dek, dan soal maut memang hal itu hanya allah saja yang mengetahuinya. Tapi aku akan menjaga kalian dengan nyawaku." Ucap Azka dengan mantab menatap kedua bola matanya istinya itu kemudian mengusap pelan perut buncit Zya.

"Terimakasih bang. Aku juga akan melakukan hal yang sama, sekarang ceritakan hal yang ingin abang ceritakan." Ucap zya sambil tersenyum manis.

Zya sedang duduk diatas kedua paha suaminya sedangkan yang tadi memangku zya menurunkan zya dari pangkuannya dan merubah posisi zya menjadi berada disampingnya dan bersandar pada kepala ranjang agar lebih nyaman bercerita.

"adek ingat tetangga yang dulu sering adek panggil bang Az ?" tanya azka pada zya.

"Iya…. sepertinya aku pernah mendengar nama itu tapi aku lupa" ucap zya sambil mengetukan jari telunjuknya pada kepala.

"Adek dengarkanlah cerita abang sampai selesai dan jangan dipotong sebelum abang selesai menjelaskan ya".

Zya merespon ucapan azka dengan anggukan kepala dan mentap azka dengan mata serius menandakan bahwa zya telah siap mendengarkan cerita.

"Sebenarnya dulu abang punya seorang kakak laki-laki dia sangat menyayangi ku dan aku pun juga sangat menyayanginya layaknya seorang adik laki-laki pada kakak laki- lakinya dan begitu pula sebalik nya. Kami berdua sangat senang bermain di hutan karna kakak menyukai alam bebas aku pun juga menyukai alam. Tiba- tiba kami melihat 2 wanita kembar yang sama-sama cantik yang satu sangat terlihat feminim dan yang satu lagi terlihat tombay. Kaka ku sangat menyukai wanita yang cengeng dan berpenampilan feminimitu saat itu umur mereka mungkin sekitar 5 atau 6 tahun mereka terlihat sangat mengemaskan. Kakak ku pada saat itu berumur 17 tahun dan aku berumur 15 tahun. Aku menyangka bahwa kakak ku menyukai gadis kecil itu seperti layaknya seorang adik tapi ternya aku salah kakak malah sangat menyukai gadis kecil itu layaknya sorang laki-laki pada wanitanya. Apakah kau bisa bisa menebak siapa wanita itu?" tanya azka pada istrinya itu .

"Tidak, memangnya siapa... perempuan itu…?" tanya zya sambil menguap menahan kantuk.

Azka tetap berniat melanjutkan ceritanya tanpa menjawab pertanyaan zya.

"Perempuan itu adalah tetangga yang tinggal di sebrang hutan ruam kakek dan bersamaan dengan kakak ku yang menyukai gadis manis yang cengeng itu, aku juga diam-diam menyukai kedua gadis kecil gadis itu sebagai seorang kakak pada adik perempuannya yang kemudian membuat ku menyukai salah satu dari mereka karna tingkah mengemaskan nya…..gadis itu adalah dirimu istriku tersayang.... Dan maafkan aku yang baru mengetahui beberapa tahun yang lalu ternyata ayah lah yang telah menyuruh para pereman itu untuk menghancurkan keluarga mu karena dendam yang tidak beralasan yang jelas, aku menyukaimu... tulus dari hatimu bukan karna dendam...… tolong jangan membenciku karna kesalahan orang tua ku.... Aku sangat mencintaimu... aku akan menjaga kalian degan nyawaku..... semenjak mengetahui tentang hal itu...…" ucap azka yang kemudian tidak melanjutkan ceritanya karna melihat istrinya yang telah tertidur.

"Baiklah sayangku….. sepertinya kita akan melanjutkan ceritanya besok saja, tidurlah yang nyenyak bidadari surga ku dan malaikat kecil ku" ucap azka yang mencium kening zya dan perut zya dengan bergantian dan membenarkan posisi istrinya itu agar bisa tidur dengan nyaman.

Di tempat lainya kania sedang berada di gendongan azka karna tadi saat perjalan dari kantor ke rumah calon mertuanya itu, azka hanya mengikuti ke ingin kania yang merindukan bunda dan saudari perempuan nya.

"assalamualaikum….." ucap azka dari depan pintu rumah keluarga Sander.

"Waalaikumussalam, nak apa yang terjadi pada kania?' tanya Sonia dengan cemas setelah melihat putrinya digendong Muzza.

"Kania tadi ketiduran tante di mobil Muzza gak tega mu bangunin jadinya Muzza gendong aja karna agak susah bangunin kania yang udah tertidur pulas" ucap muzza menjelaskan supaya tidak terjadi ke salah pahaman.

" Alhamdulilah kalau memang kania gak papa, tolong bawa Kania sekalian kedalam nak mari tante antar dan kamu bisa beristirahat di kamar tamu nanti" ucap Sonia.

"Baik tante…" ucap muzza yang kemudian mengikuti langkah kaki Sonia.

Muzza sangat merasa bersyukur karna yang membukakan pintu tadi adalah bukan ayahnya kania tapi jika yang membukakan pintu tadi adalah ayahnya kania pasti azka akan terkena semprotan kata-kata tajam habis-habisan karna telah membawa anak gadisnya itu malam-malam.

"letakan kania disini nak… hati- hati.." ucap Sonia setelah sampai dikamar kania memberikan arahan jangan sampai Muzza terbentur oleh aksesoris yang terpajang dikamar itu yang tadinya milik kezya dan kania, kemudia muzza meletakan kania diatas kasur.

Setelah mengantarkan kania, Muzza pun tidur dikamar yang bersebelahan dengan kania sesuai arahan dari Sonia tadi.

"Sebenarnya aku sangat mencurigai mamanya kania dan neneknya itu.... Padahal mama kania kemaren terlihat sangat baik dan juga neneknya yang sedikit mementingkan masalah status sosial. Lalu tenteng pembicaraan mereka pada kania waktu itu benarkah paman andreas itu sebenarnya bukan andreas tapi itu adalah kembarannya andra.... Aku akan menyelidiki hal ini...besok" Ucap muzza yang kemudian memejamkan matanya dan pergi ke alam mimpi.

"Istriku…. Siapa tadi yang datang?" tanya andreas yang masih fokus dengan laptopnya.

"Putri kita kania dan Muzza baru saja sampai, kania ketiduran dan di gendong oleh muzza samapai ke kamarnya." Ucap Sonia menjelaskan.

"Alhamdulilah akhirnya putri kita kembali pulang, kau tidak membiarkan mereka satu kamar kan istri ku?" Tanya Andreas memastikan.

"Tentu saja tidak suamiku, mereka baru saja bertunangan dan belum menikah" jawab Sonia.

"Bocah itu tidak pernah meminta putri kita di hadapan ku, bagiku mereka tidak punya hubungan khusus selain pertemanan biasa. Lagi pula apakah kau lupa istriku dia juga mantan Tunangan dari putri kita zya mana mungkin aku bisa mempercayainya bahkan dia dulu tidak becus menjaga zya, aku hanya tidak ingin kania akan patah hati setelah mengetahui fakta ini walupun wataknya lebih dingin dan tegar aku sangat yakin putri kita itu sangat rapuh dari dalam karna dia memiliki hati yang lembut sepertimu" ucap Andreas yang menghawatirkan keadaan putrinya.

"Aku sangat paham suami sayang ku….. kau hanya ingin menjaga putri kita. Jangan sampai kita gagal menjaga kania lagi pasti ibu akan memperjauh jarak antara kita dengan putri kita.... aku hanya tidak sanggup jika nanti kania membenci kita..." ucap sonia yang kemudian memeluk erat tubuh suaminya itu.

"emmmmm muach… jangan terlalu khawatir putri kita pasti sudah dewasa sekarang dia pasti bisa membedakan antara cinta yang tulus dengan konspirasi dendam dari ibu tiri ku itu" ucap andreas setelah mengecup kening Sonia dengan lembut.