"Sayang kalau kamu masih agak kurang enak badan kita batalin aja ya pergi Ke Universery orang tua kamu." Kata Muzza memasang merapikan rambut Kania yang sedang terlelap. Muzza tau pasti Kania tidak akan merespon ucapannya itu karena dia sedang tertidur tapi ternyata saat Kania sakit dan menjadi pendiam Muzza sangat membeci hal itu banginya Kania yang bertingkah Absurd dan bermulut pedas daripada Kania yang pendiam.
"Kita akan tetap pergi Aku masih penasaran dengan hal ini, Mungkin disana Aka akan menemukan siapa jati diriku yang sebenarnya". Kata Kania dengan nada pelan dan matanya terbuka dengan perlahan.
"Kau tidak tidur sayang? apakah kepalamu masih sakit?" kata Muzza yang merasa sedikit cemas, tapi juga bahagia karna Kania telah terbangun setelah tidak sadarkan diri selama 5 jam.
"Sejak kapan kau memanggilku dengan panggilan menjijikkan seperti itu?" tapi terimakasih karna telah peduli pada ku aku baik-baik saja sekarang." Kata Kania yang mulai menunjukkan sikap yang absurd.
"Sudah lama kau saja yang tidak pernah peka dengan ucapanku, Aku sangat senang kau telah kembali pulih yang dibuktikan dengan sikap Absurd mu itu. Kamu tidak perlu berterimakasih karena didunia ini tidak ada yang gratis." Kata Muzza yang menarik turunkan alis menjaili Kania.
"Iya tentu saja nanti aku akan mengganti uang yang telah kau keluar, setelah bulan depan gaji pertamaku cair aku akan membayar nya dengan mencicil." kata Kania dengan raut muka tidak enak dan kemudian tersenyum mengingat gajinya sebagai Novel pemula akan cair bulan depan.
"Kau tidak bisa menggantikan uang yang telah aku keluarkan dengan uang, Kau harus menggantikannya dengan setuju menjadi istri ku dan atas izin Allah selamanya hidup denganku." kata Muzza dengan cengesan.
"Apakah Aku bisa menolak?" kata Kania yang menunjukkan muka malas.
"Iya kau sekarang bertambah pintar sayang, kau tidak bisa menolak karna jika kau menolah aku akan mengurungmu disini bersamaku selamanya." kata Muzza yang terdengar sedikit kejam.
"Hemmmm lalu jika aku menikah dengan mu kau akan melepaskan ku dan membiarkan bebas pergi kemanapun aku mau?" kata Kania yang menatap mata Muzza yang menampakkan senyum licik.
"Tentu saja aku tidak akan melepaskan mu sayang, kita akan pergi bersama kemanapun kau mau." kata Muzza dengan tegas.
"Sudah kuduga jawab mu pasti akan seperti itu...., aku akan berusaha keras untuk...." kata Kania yang terpotong oleh Muzza.
"Jangan berpikir untuk berusaha kabur sayang, atau kau ingin kita membuat Muzza junior detik itu juga?" kata Muzza yang menunjukkan muka tegas dan dingin nya pada Kania.
"Apa.. yang kau.. katakan.., aku.. aku.. aku tidak bilang akan berusaha... kabur.., aku hanya.. hanya... ingin bilang akan berusaha membayar hutang ku pada.. mu saja, aku... sangat banyak makan mu... belakangan ini." kata Kania dengan sedikit tergagap karena merasa takut dengan ancaman Muzza yang terbilang sangat horor bagi Kania.
Raut muak Muzza yang tadi dingin menjadi lembut karna melihat wajah Kania yang seperti sedikit ketakutan samapai menjadi gagap karena ucapannya tadi.
"Kau tidak perlu memikirkan masalah hutang pada ku..., semuanya yang kau anggap hutang itu akan lunas jika kau sesudah menikah dengan ku besok." Kata Muzza sambil memeluk Kania dan membelai rambut Kania dengan penuh kasih sayang.
"Terimakasih." kata Kania yang sedikit bingung ingin mengucapkan apa, dia takut diancam lagi dengan acaman horor seperti tadi.
Sebenarnya Kania tadi memang ingin mengatakan ingin berusaha untuk kabur tapi tentunya hal itu tidak jadi terputus oleh kata-kata Muzza, Sekarang Kania merasa sedikit sungkan ingin meminta makan pada Muzza karena takut mungkin Muzza akan merasa dia memanfaatkan Muzza. Hal memalukan pun terjadi saat mereka berpelukan dengan sama-sama saling diam dan hening tiba-tiba perut Kania berbunyi menandakan bahwa dia sedang lapar.
"Kenapa kau tidak mengatakan jika kau merasa lapar sayang?" kata Muzza yang menatap muka Kania yang sedikit memerah karna malu.
"Maaf aku pikir kau sedang marah pada ku tadi, kau sangat baik aku seperti memanfaatkan mu saja. Padahal kan kau bisa mendapatkan wanita yang lebih baik dari ku." kata Kania yang entah mengapa tiba-tiba merasa kurang percaya diri. Bahkan Kania menunduk tidak berani menatap muka Muzza.
"Apa yang kau katakan sayang, aku tidak akan mungkin bisa marah kepada mu. Aku hanya akan bersikap sangat tegas dan tidak ingin kau pergi dari ku tadi. Kau adalah wanita yang tepat dan sangat cantik bagiku." kata Muzza sambil mengangkat dagu Kania agar dapat melihat muka cantik Kania yang merasa tidak percaya diri.
"Terimakasih, terimakasih untuk semua kebaikanmu. Terimakasih karna telah selalu ada disampingku dan mendukung ku...., aku... aku... aku.. sangat berterima pada mu.." kata Kania sambil memeluk erat leher muzza, dan tiba-tiba perut nya kembali berbunyi.
"Iya sayang, kau harus selalu ada disampingku. sekarang ayo kita makan suara cacing-cacing diperitmu sudah demo dari tadi." kata Muzza yang membalas pelukan Kania kemudian menghapus air mata Kania.
"Ayo... aku sangat lapar dari tadi, tapi karena ancaman mu tadi membuat ku berpikir keras untuk tidak mengatakan aku lapar." kata Kania yang berterus terang sambil mereka berjalan kearah dapur menuruni tangga.
"Aku tidak pernah merasa pernah mengancammu sayang, yang tadi itu sebuah ketegasan bukan ancaman." kata Muzza sambil mengacak-acak rambut Kania.
"Iya ketegasan mu itu sangat menyeramkan, aku baru mengetahui bahwa kau bisa semenyeramkan itu saat sedang berlaku tegas pada seseorang. Pasti karyawan kantor mu merasa takut dan segan pada mu." kata Kania kemudia duduk di kursi makan yang telah di persilahkan oleh Muzza agar Kania bisa duduk dengan nyaman.
"Tentu saja, mereka harus segan sayang aku ini kan atasan mereka, mereka tidak boleh meremehkan ku." kata Muzza yang kemudian duduk disamping Kania.
Mereka punduduk dengan tenang menyantap makanan yang telah tersaji di meja. Kania makan dengan sangat lahap bahkan dia melihat sikap Muzza yang tegas padanya tadi, Kania malah sibuk dengan makanan yang ada dihadapannya itu. Muzza hanya tersenyum melihat cara makan Kania yang sedikit bar-bar dan membiarkan nya saja karna pasti nya Kania butuh banyak tenaga setelah pingsan tadi, dan mereka nanti sore akan terbang ke Belitung tepat orang tua Kania dan Zya sekarang.
Mereka akan menghadirkan perta perayaan Universery orang tua Kania itu sambil Muzza akan melamar Kania secara resmi atau mungkin langsung menikahi Kania jika lamaran itu langsung direstui oleh orang tua Kania. Muzza sebenarnya sedikit kurang yakin juga karna ayah Kania sepertianya kurang menyukainya terbukti pada saat Zya yang merupakan mantan tunangan nya menikan secara diam-diam tanpa kata pembalap tunagan mereka terlebih dahulu.